KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – Perkembangan Tingkat Inflasi tahunan Kalimantan Utara (Kaltara) tahun 2022 selalu mengalami fluktuatif dan cendrung meningkat dari tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Persanadian (DKISP) Kaltara Ilham Zain mengatakan tahun 2022 tingkat inflasi di Kaltara mengalami fenomena unik.
Dimana inflasi tahunan yang fluktuatif cenderung mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, sebagai akibat dari naiknya harga dari beberapa komoditas, termasuk bahan bakar dan kelompok transportasi.
Ilham mengatakan, Januari tahun lalu inflasi Kaltara masih diangka 3,82 persen, namun secara perlahan mengalami kenaikkan di setiap bulannya dan puncaknya terjadi pada September dimana inflasi Kaltara mencapai 6,64 persen.
“Di September itu, ada kelompok pengeluaran mengalami kenaikkan yang cukup signifikan yakni kelompok transportasi, dimana tingkat inflasi bulannya mencapai 8,10 persen sementara 10 kelompok pengeluaran lainnya hanya 0, sekian persen,” ungkapnya.
Kenaikan inflasi sektor transportasi tersebut mendorong pemerintah daerah melalui Gubernur Kaltara bernegosiasi dengan beberapa maskapai untuk menambah jadwal dan rute penerbangan yang dari dan keluar Kaltara baik Lion Air Group, Citilink, dan Air asia.
Pada akhirnya, Citilink untuk rute Tarakan-Balikpapan (PP) dan Maskapai Super Air Jet Rute Tarakan-Balikapan dan Balikpapan-Tarakan (PP) secara resmi mulai mengudara di Kaltara. Hal ini pun mengakibatkan harga tiket transportasi udara perlahan-lahan mengalami penurunan, namun untuk transportasi udara dari Tanjung Selor menuju Balikpapan dan lainnya masih pada kisaran harga limit tertinggi.
Kendati demikian, Ilham mengatakan walaupun harga tranportasi udara dari Tanjung Selor menuju luar daerah masih pada level harga tertinggi, akan tetapi masyarakat Bulungan memiliki opsi pilihan lainnya. “Masih ada pilihan lain jika keluar daerah jika menggunakan transportasi udara, bisa melalui bandara udara Tarakan yang memang harga tiket cenderung terjangkau,” ungkapnya.
Dijelaskan pula, jika di Januari sebesar 3,82 persen, maka Bulan Februari mengalami peningkatan menjadi 3,85 persen, demikian pula seterusnya seperti Maret 4,61 persen, April naik hingga 4,78 persen, namun sedikit turun di Bulan Mei dengan posisi angka sebesar 4,46 persen, kembali naik perlahan di Bulan Juni sebesar 5,17 persen. Demikian pula pada Bulan Juli, kembali naik pada angka 5,72 persen dan di Bulan Agustus sedikit turun dan berada pada posisi 5,51 persen.
Memasuki September, lanjut Ilham, kenaikkan inflasi sudah tidak bisa di bendung dan menembus angka 6,64 persen tertinggi dari bulan-bulan sebelumnya dan di Oktober inflasi kembali melemah pada posisi 6,06 persen dan semakin menurun di Bulan November sebesar 5,24 persen hingga Bulan Desember kembali turun di angka 4,74 persen.
Ilham mengungkapkan dalam rangka penurunan infalasi ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara telah melakukan beberapa upaya intervensi untuk menekan inflasi. Dimana pada bulan Desember 2022, menyambut Natal dan Tahun Baru, kekhawatiran peningkatan yang lebih tinggi dapat dikendalikan, sebagaimana data rilis bulan Januari ini turun diangka 4,74 persen, tentu penurunan ini merupakan upaya semua pihak termasuk Bank Indonesia, BPS, Kalangan Dunia Usaha, TNI, dan POLRI.
Ilham juga menyatakan beberapa upaya yang telah dilakukan Pemprov sesuai Intruksi Gubernur dalam rangka penurunan iflasi, diantaranya adalah, subsidi ongkos angkut (SOA), dimana Pemprov Kaltara telah mengalokasikan SOA sebesar Rp 8,5 miliar.
Adapun ini untuk mengatasi disparitas harga dan kelangkaan bahan pokok penting. Sampai saat ini, SOA untuk Krayan yang sudah berjalan dan sudah dialokasikan baik SOA penumpang maupun barang/kargo.
Lalu audiensi dengan maskapai penerbangan, seperti Citilink dan Air Asia guna menangani tingginya harga angkutan udara.
Bahkan, terkait dengan tingginya harga tiket angkutan udara, pada 30 November 2022, dilakukan audiensi dengan Menteri Perhubungan untuk menambah rute dan frekuensi penerbangan dari dan menuju Kaltara.
Hasilnya telah dibuka penerbangan maskapai Citilink untuk rute Tarakan-Balikpapan (PP) dan Maskapai Super Air Jet Rute Tarakan-Balikapan (PP).
Selanjutnya, jelang hari besar keagamaan nasional (HKBN) Idul Fitri pada April 2022 lalu, pemerintah telah melaksanakan gelar pasar murah yang bekerjasama dengan TTIC Pusat. Kemudian ada Perkarangan Pangan Lestari (P2L), hal ini untuk menjaga ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan pangan untuk rumah tangga.
“P2L ini telah berjalan di Nunukan dan Tarakan, bantuannya sebesar Rp 15 juta yang dicairkan dalam 2 tahap setiap triwulan,” bebernya.
Upaya lainnya berupa sidak pasar yang terlaksana di seluruh kabupaten kota guna memonitoring harga pangan di pasar. Kemudian, kerjasama antar daerah berupa pengiriman sapi potong dari Kabupaten Gorontalo Utara dengan Kota Tarakan.
Program lainnya untuk menekan inflasi berupa penanaman cabai, bawang merah dan padi yang dilaksanakan di Kaltara. Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yakni gelar pangan murah, penyerahan alsintan dan saprotan, penandatanganan komitmen KAD antara provinsi, dan kick off Gerakan tanam cabai sejuta pohon yang secara konsisten terus digaungkan.
Bahkan, penanaman cabai dan bawang merah di Kaltara yang dilakukan pada Agustus 2022 telah di panen mulai Oktober lalu, tingginya harga cabai dan bawang merah menjadi alasan program ini dilaksanakan.
Gerakan ini dirasa efektif mampu menurunkan tekanan inflasi di Kaltara khususnya pada kelompok Makanan Bergejolak (VF). “Saat ini belanja Operasi Pasar yang telah terealisasi sebesar 98,35 persen dari anggaran APBD, Pemprov Kaltara juga telah merealisasikan alokasi Belanja Perlindungan Sosial untuk mendukung pengendalian inflasi yang telah mencapai 21,19 persen,” beber Ilham. (dkisp)