Pejabat Dilarang Buka Puasa Bersama Dinilai Tak Relevan, Hasan Basri: Dicabut Saja!

Hasan Basri

KAYANTARA.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang pejabat negara mulai dari tingkat menteri hingga walikota untuk melakukan kegiatan buka puasa bersama selama bulan suci Ramadan 1444 Hijriah atau 2023 Masehi.

Arahan tersebut tertuang dalam surat dengan kop surat Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor R 38/Seskab/DKK/03/2023 tertanggal 21 Maret 2023.

Merespon hal ini, Ketua Komite III DPD RI Hasan Basri meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk mencabut larangan pejabat berbuka puasa bersama itu.

Hasan Basri menilai, seharusnya pemerintah tidak melarang kegiatan bernuansa keagamaan seperti buka puasa bersama (bukber), yang memang menjadi ajang silaturahmi bagi umat Islam.

Dirinya menilai alasan yang menjadi dasar pelarangan pemerintah adalah pengendalian penyebaran Covid-19 dari masa transisi pandemi menuju endemik, dirasa mengherankan dan tidak relevan.

“Di berbagai belahan dunia sudah tidak ada kewajiban menggunakan masker bahkan mencabut pembatasan covid, seperti Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Denmark, Australia, Singapura dan lain-lain. Mereka sudah mencabut sejak 2022,” kata Hasan Basri saat dihubungi Jumat (24/3/2023).

Mengutip apa yang dirilis oleh Cia Amerika, adanya covid dikarenakan akibat kebocoran zat kimia salah satu pabrik di Wuhan China.

Hasan Basri menilai, jika memang benar maka negara China yang seharusnya bertanggung jawab terhadap semua akibat covid selama ini.

“Sehingga menurut saya, sebaiknya edaran tersebut dicabut saja dan biarkanlah masyarakat hidup dan berinteraksi normal seperti pada hari-hari biasa,” harapnya.

Ia juga menilai larangan ini menunjukkan bahwa Presiden dinilai tidak peka dengan tradisi berbuka puasa yang merupakan kearifan lokal umat Islam di Indonesia.

Menurut Hasan Basri, justru saat ini Indonesia sudah bebas dari pandemi Covid-19. Bahkan Presiden Jokowi dan para pejabat kementerian sudah tidak pernah lagi memakai masker beberapa bulan belakangan ini.

Rapat-rapat Parlemen pun saat ini sudah sangat sedikit yang memakai masker. Hasan Basri juga mengatakan, sebelum bulan Ramadan, semua kegiatan berlangsung aman-aman saja tanpa ada yang dilarang, misalnya perhelatan konser dan sejumlah klub elit di Liga Inggris.

“Bahkan konser musik yang menghadirkan puluhan ribu dan berdesakan pun tidak ada larangan, dimana para pejabat juga turut menghadirinya,” ujarnya.

“Selain itu, acara buka bersama juga sudah merambah ke dunia olahraga. Misalnya klub elit di Liga Inggris seperti Chelsea, Everton, dan lainnya menyelenggarakan buka puasa bersama sebagai penghargaan kepada pemain muslim dan warga muslim di Inggris. Para klub tersebut menyediakan stadionnya untuk berbuka bersama. Yang hadir pun bukan hanya umat Islam, tapi non muslim juga ikut serta,” kata Hasan Basri.

“Lebih dari itu, Liga Inggris pun sudah membuat kebijakan menghentikan pertandingan untuk memberikan kesempatan berbuka puasa kepada pemain muslim. Maka tampak jelas bahwa larangan buka puasa itu tidak sejalan dengan trend dunia yang makin inklusif dan menjadikan ajang ini sebagai momentum rekonsiliasi dan persaudaraan umat beragama,” lanjut Senator asal Kalimantan Utara ini.

Ia menilai semestinya pemerintah harus membuat aturan itu secara komprehensif, bagaimana mengatur pelaksanaan bisa berjalan dengan baik dan tertib, bukannya melarang.

“Kenapa kegiatan yang positif saat bulan Ramadan yang salah satunya kegiatan berbuka puasa bersama, malah dilarang. Justru di momen berbuka puasa bersama itulah para pemimpin dan pejabat menjadi lebih dekat dengan masyarakat dan dapat secara langsung mengetahui kondisi masyarakat,” ujarnya.

Dikatakan, larangan itu juga sangat kontras dengan menyelenggarakan pesta perkawinan yang selama ini dilakukan oleh para pejabat, baik kementerian dan lembaga. Bahkan pesta anak Pak Jokowi di Solo juga menghadirkan banyak tamu undangan.

“Jadi dimana relevansinya pejabat dilarang buka puasa bersama?,” tanya Hasan Basri. Karena itu, sambung Hasan Basri, Pak Jokowi jangan ragu untuk mencabut larangan tersebut. Bulan Ramadan adalah bulan kegembiraan dan kesempatan bagi pejabat untuk berbuka puasa bersama dengan masyarakat.

“Apapun alasan Pak Jokowi, melarang pejabat berbuka puasa bersama tidak sejalan dengan revolusi mental yang digaungkan beliau,” pungkas Hasan Basri. (*/adv)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here