KAYANTARA.COM, TARAKAN – Terdapat tiga agenda prioritas utama pada hasil pertemuan Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM CSWG) pada pertemuan G20 beberapa waktu lalu.
Meliputi, mendukung pemulihan yang berkelanjutan, peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan, serta peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan hidup dan pengendalian perubahan iklim.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP) Provinsi Kalimantan Utara, Ilham Zain, S.Sos, M.PA saat mewakili Gubernur pada Peluncuran Program Indosat Oooredo Hutchison “Digitalisasi Konservasi Mangrove di Kalimantan Utara” di Auditorium Universitas Borneo Tarakan (UBT), Senin (22/5).
Dikatakannya, belakangan ancaman keberadaan mangrove menghadapi tekanan tinggi dari praktik lingkungan yang tidak berkelanjutan. Di mana masyarakat di wilayah pesisir yang rentan terhadap dampak perubahan iklim serta masih kurangnya intervensi teknologi dalam area konservasi mangrove. “Apalagi, inisiatif ini juga didukung oleh Kementerian Federal Jerman untuk kerjasama ekonomi pembangunan,”katanya.
Karena itu ia berharap kolaborasi ini dapat mendukung Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mencapai hasil pembangunan yang berkelanjutan, rendah karbon dan ketahanan iklim.
“Kemudian saya juga menhgimbau agar keberhasilan dari solusi digitalisasi konservasi mangrove ini dapat dimanfaatkan untuk terus disosialisasikan ke pelaku usaha dan masyarakat dalam jangka panjang agar kita dapat melindungi mangrove dari penebangan secara besar-besaran,”terangnya. (dkisp)