Hanya Satu-satunya di Tarakan, Ini Bedanya Nasucemba dengan Menu Lainnya

Warung Hikma yang menjajakan Nasucemba makanan khas Enrekang yang hanya dijumpai di Pusat Kuliner Bangayo Tarakan. (Foto:Mansyur/Kayantara.com)

KAYANTARA.COM, TARAKAN-Kota Tarakan terus menjadi sasaran bagi pelaku usaha kuliner dari berbagai macam masakan dan minuman. Baik lokal maupun mancanegara dengan khas dan rasa yang beragam.

Seperti Nasucemba yang dijajakan di Warung Hikma di Pusat Kuliner Bangayo, di bilangan Jl.Gajah Mada, Tarakan Barat. Kepada Kayantara.com, Mira Renden selaku pemilik warung mengatakan, nasucemba atau nasi cemba adalah makanan khas suku Duri dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

“Nasi cemba sebenarnya sudah familiar di Tarakan, tapi belum ada satupun yang menjualnya. Nah itulah yang menjadi alasan saya untuk menjualnya,” jelas Mira, Senin (18/11) malam tadi. Biasanya, kata dia, menurut tradisi orang Enrekang khsusunya Duri, nasi cemba hanya dihidangkan setiap bulan Ramadan dan hari raya Iduladha saja.

Sementara itu, salah satu bahan yang membedakan nasi cemba dengan sop konro atau coto Makassar dan sejenisnya lantaran memiliki kemiripan, adalah daun asam. Dulunya, daun asam ini didatangkan dari Enrekang.

“Jadi dulu tuh kalau kita mau masak nasi cemba harus menunggu daun asamnya dikirim keluarga dari kampung (Enrekang), tapi sekarang kita sudah ada kebunnya di Karungan dan Kampung Baru yang tiap hari bisa dipanen,” ujarnya.

Di Warung Hikma Bangayo, nasucemba yang dicampuri dengan tulang sapi ini dijual seharga Rp30 ribu sepiring plus nasi putih. Jika dihidangkan dengan pulumandopi dikenakan Rp35 ribu sepiring. Ini masih dikategorikan harga perkenalan. Pulumandopi adalah nasi ketan termahal di Indonesia yang sejak dulu hingga sekarang didatangkan dari Enrekang.

“Waktu pertama buka warung ini ada 50 kilo (kilogram) kita datangkan pulumandopi dari kampung, kemudian yang kedua 60 kilo, dan tanggal 24 November nanti 80 kilo,” sebutnya. “Bilang orang makan nasi cemba itu bisa mengakibatkan tensi kita naik, tapi buat kami tidak kok. Malah tiap hari saya makan ini, biasa-biasa saja,” cetus Mira menambahkan. (ky1)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here