Wagub Paparkan Potensi Dan Tantangan Energi Surya di Indonesia Solar Summit 2025

KAYANTARA.COM, JAKARTA – Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya tenaga surya di Kalimantan Utara (Kaltara) digambarkan masih sangat luas dan belum tergarap optimal.

Hal itu diutarakan Wakil Gubernur (Wagub) Kaltara, Ingkong Ala, S.E., M.Si., dalam forum Indonesia Solar Summit (ISS) Tahun 2025 yang berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (11/9).

Forum bertaraf internasional ini diselenggarakan oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.

Acara tersebut dibuka oleh Fabby Tumiwa, CEO IESR, dengan keynote speech dari Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng., IPU.

Dalam forum ini, Wagub Ingkong memaparkan sejumlah potensi energi surya besar yang berada di Kaltara. “Potensi tenaga surya di Kaltara sangat besar. Pemanfaatannya yang maksimal bahkan berpotensi menerangi setiap rumah di pelosok Kaltara,” kata Wagub Ingkong.

Namun, ia mengakui terdapat sejumlah kendala yang menghambat laju pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di daerah, terutamanya dari sulitnya akses transportasi dan biaya logistik pengiriman material yang sangat mahal.

Tantangan yang diungkapkan Wagub Kaltara ini mendapat resonansi dari Prof. Eniya Listiani Dewi, turut menyebutkan bahwa Kementerian ESDM menghadapi kendala serupa dalam program pemasangan panel surya di sekolah-sekolah di Indonesia Timur.

“Biaya pengiriman yang tinggi menjadi penghambat signifikan dalam upaya pemerataan akses energi bersih di daerah terpencil,” tutur Prof. Eniya.

Prof Eniya menegaskan target besar pengembangan PLTS Indonesia yang mencapai 100 gigawatt (GW). Dari total target tersebut, 17 GW sudah masuk dalam peta jalan pengembangan.

Ia menjelaskan pada realisasi program ini tidak hanya mendukung bauran energi bersih, tetapi juga membuka potensi penciptaan lapangan kerja dalam jumlah besar.

“Target ini bukan sekadar angka, tetapi peluang ekonomi. Kami hitung, setidaknya ada 760 ribu pekerjaan baru yang bisa tercipta dari program PLTS ini,” ujarnya.

Forum Indonesia Solar Summit 2025 digelar dengan latar belakang besarnya kesenjangan antara potensi dan realisasi energi surya di Indonesia. Mendorong investasi dan inovasi dengan mempertemukan pelaku usaha, penyedia teknologi, dan pembuat kebijakan.

Dalam forum ini juga menunjukkan data potensi teknis energi surya nasional mencapai 3.000 hingga 20.000 GWp, namun realisasi kapasitas terpasang PLTS hingga akhir 2024 masih berada di bawah 1 GW.

Forum ISS 2025 sebagai wadah kolaboratif menyatukan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pelaku usaha, akademisi, hingga masyarakat luas untuk bersama-sama mengakselerasi pemanfaatan energi surya dan mengatasi berbagai tantangan yang ada, termasuk kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah. (dkisp)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here