Irianto: Guru dan Penyuluh Tak Kenal Waktu Mengabdi
KAYANTARA.COM, TARAKAN – Setelah sebelumnya di Nunukan, Pemprov Kaltara kembali mengalokasikan Bantuan Keuangan (Bankeu) Khusus berupa tunjugan atau insentif kepada 2.149 guru dan Penyuluh senilai Rp 12,9 miliar di Kota Tarakan. Rinciannya, 1.658 penerima bantuan khusus Tambahan Penghasilan Guru, 480 orang Guru TK/PAUD, serta 11 PNS, serta TBPP Penyuluh pertanian dan perikanan se Tarakan.
Insentif tersebut secara simbolis diserahkan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie kepada perwakilan ribuan guru di Tarakan Plaza Hotel, Kota Tarakan, Sabtu (29/2). Gubernur merasa senang dan terharu melihat guru TK/PAUD, SD, SMP, Penyuluh Pertanian dan Penyuluh Perikanan Kota Tarakan tersenyum bahagia mendapatkan bantuan keuangan khusus Pemprov Kaltara. Gubernur mengapresiasi upaya keras guru dan penyuluh berdedikasi tinggi dalam bingkai pembangunan Provinsi Kaltara.
“Dari cerita guru dan penyuluh tadi, betapa mereka kerja tak kenal waktu untuk mendidik anak-anak kita untuk menjadi generasi yang berdaya saing, membimbing petani setiap saat mereka dibutuhkan. Terimakasih Saya ucapkan atas kerja kerasnya yang tidak kenal lelah, tidak pernah mengeluh dan terus berdedikasi untuk Kaltara ini. Jasa guru, termasuk penyuluh, sangatlah mulia,” tuturnya.
Kebijakan Bankeu Khusus berupa tunjangan tersebut, tuturnya, adalah kebijakan, bukan kewajiban. Dan sebagai kepala daerah memang sepatutnya memperhatikan nasib guru dan penyuluh. “Kita berinisiatif membantu guru dan. Untuk itu penting Saya jelaskan agar tidak ada kekeliruan.
Kebijakan ini suatu saat bisa dikurangi atau dihentikan kalau anggaran daerah defisit. Maka itu, kita semua patut bersyukur,” kata Irianto.
Penerapan insentif ini berawal dari pengalaman Gubernur. Di hadapan ratusan guru dan penyuluh, Gubernur bercerita bahwasanya pada tahun 2014 di Seimanggaris mendapati sekolah baru SMP di Seimanggaris, Kabupaten Nunukan. Walau gedung baru, jumlah gurunya malah memprihatikan, baru 1 (satu) orang, itupun guru tidak tetap atau honorer.
“Saya berjalan darat dari Tanjung Selor ke Seimanggaris. Di sana, ada gedung SMP baru tetapi gurunya hanya 1 orang karena memang waktu itu guru di Nunukan terbatas. Itupun guru honorer. Waktu itu tidak ada insentif, hanya terima honor Rp 150 ribu. Tinggalnya pun menumpang di rumah warga,” ujarnya.
“Momentum itulah yang menginspirasi Saya harus memberi insentif guru, mulai tahun 2014 sebesar Rp 400 ribu. Dan mulai tahun 2015 sampai saat sekarang sebesar Rp 500 ribu. Sejak itu juga Saya perluas untuk memberi ke guru TK/PAUD, SD, dan SMP,” tambahnya.
Sejak tahun 2015, anggaran Pemprov Kaltara telah teralokasi hampir Rp 500 miliar dalam pembiayaan insentif guru. Kata Gubernur, jikalau dana sebesar itu digunakan membangun gedung perkantoran, perumahan pejabat pemprov dan lainnya, semua OPD Pemprov Kaltara sudah memiliki kantor masing-masing lengkap perumahan pejabatnya. “Tetapi kita lebih berkomitmen untuk membantu guru dan penyuluh agar terjadi peningkatan kualitas SDM. Alhamdulillah, IPM kita sudah naik jadi tertinggi kedua di Kaltara,” tuturnya.
Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Bantuan keuangan langsung disalurkan kepada guru dan penyuluh tanpa melalui Pemkab atau Pemkot. Sebab berdasarkan pengalaman kemarin, cukup banyak keluhan penerima. “Banyak pesan masuk ke Saya, pencairannya terlambat, dan lain-lain. Akhirnya kita turunkan tim auditor untuk mengkroscek. Lalu Saya cari jalan kerjasama dengan Bank Kaltimtara. Kita buat Kartu Guru Sejahtera,” ujar Irianto.
Gubernur berharap, bantuan ini memotivasi guru dan penyuluh agar lebih bersemangat mengabdi.
“Terlebih bantuan ini Saya harap bisa membuat keluarga di rumah tersenyum. Tetap bekerja keras, bekerja cerdas, membangun daya saing, tidak mudah mengeluh, dan banyak bersyukur kepada Allah Subhanahu Wataala,” tambahnya.(humas)