KAYANTARA.COM- TANJUNG SELOR – Regenerasi petani ikut menjadi konsen Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kaltara. Percepatan regenerasi petani dilakukan untuk menjawab tuntutan zaman milenial dalam pembangunan pertanian nasional dan daerah. Peran generasi muda pertanian diperlukan dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian yang prospektif dan berpeluang ekspor.
Didorong oleh Kementerian Pertanian, Provinsi Kaltara tak mau ketinggalan. Kaltara telah memiliki Duta petani milenial (DPM) yang diharapkan memberi kontribusi nyata dalam gerakan pembaharuan pembangunan pertanian, dan regenerasi SDM Pertanian, serta menjadi percontohan bagi masyarakat sekitarnya.
Ia adalah Sudirman (30), dari Kelompok Tani Padaidi, Desa Sungai Nyamuk, Sebatik Timur Kabupaten Nunukan binaan Penyuluh Pertanian pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sebatik. Ia berhasil meraih nominasi prestasi di tingkat Nasional sebagai Duta Petani Milenial mewakili Kaltara. Ia menampilkan komoditas Jamur Tiram Putih dengan penghasilan bulanan mencapai Rp 7 juta. Ia mengusung brand ‘Jamur Berdasi’.
“Dengan capaian prestasi ini menjadi suatu kebanggaan dan penyemangat bagi pegiat Jamur Tiram lainnya di Kaltara, bahwa capaian prestasi ini adalah bukti nyata melalui usaha Jamur Tiram yang dilakukan dengan tekun dan semangat pantang menyerah maka dapat menjadi sumber ekonomi bagi petani dalam mensejahterakan keluarga,” kata Wahyuni Nuzband, Kepala DPKP Kaltara, Ahad (26/4).
Sudirman dan 66 orang Duta Petani Millenial dari 34 provinsi di Tanah Air telah dikukuhkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada 13 April lalu melalui siaran komunikasi jarak jauh (video conference). Di saat yang sama, Menteri Pertenian juga mengukuhkan Duta Petani Andalan (DPA). DPM adalah petani yang berusia antara 19-39 tahun. Sedang DPA merupakan petani berusia di atas 39 tahun.
Berdasarkan penuturan Menteri Pertanian kata Wahyuni, anak-anak muda akan sangat terdorong terjun di bidang pertanian lantaran bisa memiliki peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia. “Maka dunia akan dalam genggaman petani milenial,” ujarnya.
Selain meningkatkan produktivitas tenaga kerja pertanian, petani milenial diharapkan meningkatkan produktivitas lahan dengan membudidayakan berbagai jenis komoditas unggulan seperti tanaman pangan, perkebunan, peternakan hingga hortikultura. Ditunjang teknologi, petani millennial diharap dapat menggandeng berbagai jaringan pemasaran yang ada untuk turut berkolaborasi dalam distribusi bahan pangan segar ke masyarakat sekitar melalui e-commerce demi menyingkat rantai pasok.
Wahyuni mengungkapkan, untuk menggaet anak-anak muda ikut terjun langsung, membangun minat dan perilaku generasi muda terdidik untuk berwirausaha petanian adalah tugas semua komponen terkait, bukan hanya DPKP. Sebab sejumlah unsur penting harus dipenuhi untuk mendukung petani milenial antara lain akses modal atau lahan dan pendapatan, pelatihan, studi banding untuk meningkatkan wawasan dan cara pandang, fasilitas akses pasar atau jaminan pemasaran, akses informasi yang berkualitas, lingkungan sekitar yang mendukung, dan mengoptimalkan media sosial berbasis internet.
“Salah satu program Pak Jokowi dan Kementerian Pertanian untuk membentuk generasi muda mencintai sektor pertanian yaitu melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service (YESS). Melalui itu pemerintah ingin mencetak generasi muda yang menekuni serius dan mengelola pertanian secara baik, juga membekali generasi muda dengan metode pengetahuan pengolahan hasil pertanian sehingga menguntungkan,” ujarnya.
NOMINATOR KALPATARU
Penghargaan Kalpataru merupakan bentuk apresiasi tertinggi yang diberikan kepada para pejuang lingkungan hidup dan kehutanan. Penghargaan ini memiliki 4 (empat) kategori, yaitu Perintis Lingkungan, Pengabdi Lingkungan, Penyelamat Lingkungan, dan Pembina Lingkungan.
Tahun ini telah tersaring 20 nominasi penerima penghargaan Kalpataru melalui Sidang Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru, yang terdiri dari 7 (tujuh) nominasi Perintis Lingkungan, 3 (tiga) nominasi Pengabdi Lingkungan, 7 (tujuh) nominasi Penyelamat Lingkungan, dan 3 (tiga) nominasi Pembina Lingkungan.
Nominator ini merupakan individu atau kelompok masyarakat yang telah menunjukkan kepeloporan dan memberikan sumbangsih nyata bagi upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan secara berkelanjutan.
Perwakilan Provinsi Kaltara, yaitu Masyarakat Adat Punan Adiu, Kabupaten Malinau menjadi salah satu dari 20 nominasi penerima penghargaan kategori Penyelamat Lingkungan Hidup. Masyarakat Adat Punan Adiu melakukan penyelamatan kawasan hutan adat dari upaya alih fungsi lahan. Kegiatan yang dilakukan adalah perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati sebagai bentuk kearifan lokal dalam upaya pelestarian hutan. Kearifan nenek moyang Masyarakat Adat Punan Adiu bahwa ‘Hutan adalah air susu ibu’ atau dalam bahasa lokal disebut Lunang t’lang ota ine’ masih konsisten dipegang teguh oleh masyarakat adat.
Kearifan lokal ini diimplementasikan dengan melakukan pemetaan secara parisipatif wilayah adat dan menetapkan Wilayah Adat Punan Adiu sebagai wilayah yang dilindungi. Selain itu, masyarakat juga melakukan budidaya gaharu dan budidaya buah di pinggir hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat adat.
Masyarakat Adat Punan Adiu pada Februari diusulkan Pemkab Malinau kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kaltara. Kemudian DLH Kaltara menyampaikan calon nominator tersebut kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Sekarang sudah ada 20 nominasi dan tim KLHK akan turun melakukan penilaian untuk disaring menjadi 10 nominasi. Biasanya antara Mei dan Juni mereka turun. Tetapi karena situasi pandemi Covid-19, kita belum tahu secara pasti,” kata Sekretaris DLH Kaltara, Nurhamdi, Ahad (26/4).
“Kemudian pada Agustus atau Semptember biasanya KLHK akan mengundang penerima Kalpataru ini, bersamaan penghargaan Adiwiyata dan Adipura. Hari Senin (hari ini) kami akan konfirmasi ke KLHK terkait kepastian jadwalnya,” tambahnya.(humas)