KAYANTARA.COM- TANJUNG SELOR – Ketersediaan dan ketahanan pangan turut terganggu oleh pandemi Covid-19. Tak terkecuali di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Untuk itu, sejumlah langkah diupayakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara dan stakeholder seperti Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan stok pangan. Utamanya, selama Ramadan dan menjelang Idulfitri 1441 H sekaligus memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak Covid-19.
Bahasan ini menjadi topik pada Respons Kaltara (ResKal), Rabu (29/4) sore dengan menampilkan 3 narasumber. Yakni, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Wahyuni Nuzband, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop-UMKM) Hj Hasriyani, dan Kepala Perum Bulog Sub Divre Tarakan Suharsana.
Untuk memantau ketersediaan stok, dijelaskan Kepala DPKP Kaltara Wahyuni Nuzband, pihaknya bersama satuan tugas (Satgas) pangan setiap hari memantau kondisi stok dan harga di 5 pasar utama dengan 11 komoditas strategis. “Sejatinya, stok pangan tidak ada permasalahan. Seperti stok beras, kalau berdasarkan data kami masih cukup untuk 30 minggu kedepan. Lalu, gula pasir, cabai merah masih cukup untuk 2 hingga 3 minggu. Selanjutnya, bawang merah, bawang putih dan lainnya masih cukup 1 hingga 2 minggu,” jelasnya.
Selain mengandalkan peredaran stok di pasar, untuk memastikan daya beli masyarakat terkendali, Pemprov Kaltara bersama stakeholder juga melakukan operasi pasar murah. “Pasar murah tiap tahun difokuskan dalam HBKN (Hari Besar Keagamaan dan Nasional), tapi dalam kondisi seperti ini, tak hanya bagi warga yang merayakan Idulfitri, namun juga terbuka masyarakat yang tak merayakan dan terdampak pun dapat memanfaatkannya,” urainya.
Pasar murah ini dilakukan dibawah koordinasi Biro Ekonomi Setprov Kaltara. “Operasi pasar murah dilakukan dengan tetap menerapkan social dan physical distancing. Sistemnya online, dimana ada daftar barang yang disampaikan kepada kelurahan/desa, berikut harganya. Nanti kelurahan/desa akan mengkoordinir untuk mendaftarkan warga yang membutuhkan,” tuturnya. Penerimanya adalah warga berpenghasilan rendah dan terdampak, dengan jumlah pembelian dibatasi. Data sendiri akan diverifikasi oleh pihak kelurahan atau desa setempat.
Langkah lainnya, Pemprov juga berencana untuk segera mengoperasikan Toko Indonesia guna mengatasi kebutuhan pangan warga di perbatasan. “Dalam pengoperasiannya, sedianya anggarannya sudah dikucurkan kepada Disperindagkop sekitar Rp 500 juta. Dana ini akan menjadi hibah bagi pengelolanya, dan pengelola ini adalah koperasi yang ditunjuk oleh pemerintah kecamatan setempat,” tutur Kabid Perdagangan Disperindagkop-UMKM Kaltara, Hj Hasriyani.
Sementara itu, kondisi stok pangan di gudang Bulog Tarakan, untuk beras medium 1.725 ton, premium 609,9 ton, daging 12.313 kilogram, minyak 138 liter, dan 9.600 tepung terigu. “Selain itu, kami juga memiliki beras cadangan pemerintah untuk penanganan dampak Covid-19. Dimana untuk stok provinsi 200 ton, dan kabupaten/kota 100 ton,” ucap Kepala Perum Bulog Sub Divre Tarakan Suharsana.
Saat ini, stok pangan paling dikhawatirkan adalah gula. “Stok gula ini, memang mengalami kekosongan secara nasional. Sejatinya, pada November 2019, Bulog sudah menyiapkan antisipasi kemungkinan kebutuhan dan kenaikan harga. Bulog sudah mengajukan impor, tapi tak diberikan perintah untuk mengimpor. Baru pada Maret 2020 dapat perintah impor, dan diestimasikan pada 3 Mei 2020 baru impor dapat dilakukan,” ungkapnya.
Adapun untuk Kaltim-Kaltara, stok pasokan gula yang diberikan melalui Bulog sekitar 600 ton. “Gula ini akan dijual sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi). Sementara saat ini, gula di pasaran sudah dijual diatas HET,” tutupnya.(humas)