KAYANTARA.COM, TARAKAN – Penanganan kawasan kumuh menjadi salah satu perhatian pemerintah. Baik dari pusat maupun daerah, berkolaborasi untuk menangani masalah ini, sebagai salah satu bagian upaya menekan angka kemiskinan. Tiap tahun, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk penanganan kawasan kumuh, atau yang dinamai program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).
Untuk Kalimantan Utara (Kaltara), tahun ini, diungkapkan Gubernur Dr H Irianto Lambrie, mendapat alokasi anggaran cukup besar. Yaitu sekitar Rp 36 miliar dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). “Tentu uang sebesar itu, tidak datang diberikan begitu saja. Melainkan sebelumnya telah melalui perencanaan, usulan dan usaha keras untuk bisa mendapatkannya,” kata Irianto.
Melalui dana tersebut, lanjutnya, melalui program KOTAKU dilakukan penataan pada kawasan yang sebelumnya kumuh dan sempit, menjadi kawasan yang lebih tertata. “Pola pelaksanaan, kolaborasi antara Pusat melalui Kementerian PUPR, dengan Pemerintah Daerah dan juga pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.
Irianto menjelaskan, penataan kawasan permukiman di Kaltara, bertujuan untuk mengurangi jumlah kawasan kumuh yang ada di kabupaten/kota. Sehingga menjadi lebih tertata, bersih, dan rapi. Juga untuk mencegah munculnya permukiman kumuh baru, dengan kegiatan-kegiatan pada entitas desa atau kelurahan serta kawasan di kabupaten kota.
“Program KOTAKU akan melakukan peningkatan kualitas, pengelolaan. Kegiatan penanganan kawsan kumuh ini, dilakukan dengan pembangunan infrastruktur serta pendampingan sosial dan ekonomi untuk keberlanjutan penghidupan masyarakat yang lebih baik di lokasi permukiman kumuh. Sehingga dapat meningkatkan taraf hidup, perekenomian, serta mobilisasi yg lancar, “ jelasnya.
Program KOTAKU sendiri telah dilaksanakan di Kaltara sejak beberapa tahun terakhir. Pada 2019, Program KOTAKU dilaksanakan di Kelurahan Karang Rejo Kecamatan Tarakan Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 11,2 miliar. Di daerah yang merupakan pesisir pantai itu, sekarang telah banyak berubah. Kawasannya menjadi lebih tertata rapi. Ditambah lagi dengan kreatifitas, berupa gambar-gambar mural yang membuat lingkungan semakin cantik dan bernilai seni. “Tahun ini akan dilanjutkan pembangunan kawasan pemukiman pada daerah Karang Rejo. Dengan anggaran sekitar Rp 25 miliar, untuk membangun jalan lingkungan sepanjang kurang lebih 910,14 meter,“ kata Irianto lagi.
Selain di Karang Rejo, masih di Tarakan, tahun ini juga akan dilakukan hal yang sama di daerah Juata Laut , Tarakan Utara. “Dalam peningkatan kawasan pemukiman, dibangun jalan dan jembatan lingkungan dengan konstruksi rigid. Juga ada jembatan penghubung, perbaikan dinding kalau ada dindingnya, shelter, pagar untuk tanaman rambat, lampu penerangan, serta septitank,“ terangnya.
Irianto menambahkan, selain menjadi tertata rapi, kawasan yang mendapatkan program KOTAKU ini juga dibuat menjadi lebih menarik. Bahkan bisa sebagai salah satu icon wisata bagi para pendatang dari luar daerah. Apalagi dengan adanya ruang publik. Diharapkan menjadi ruang komunikasi dan keakraban bagi warga di lingkungan tersebut.
“Atas pembangunan fasilitas ini, saya mengimbau kepada masyarakat, terutama di wilayah yang sudah dibangun dan ditata lingkungannya untuk sama-sama menjaga. Jaga fasilitas yang ada. Saya juga mengajak, mari kita ubah pola pikir kita ke arah yang lebih baik. Disiplin, dengan selalu kebersihan lingkungan lingkungan kita,” tambah Irianto. (humas)