Begini Cerita Zakia Mahasiswa Nunukan saat Jalani Masa Observasi di Natuna

Zakia bersama empat mahasiswa lainnya saat tiba di Nunukan yang disambut dengan haru oleh keluarga masing-masing. (Foto:Oktavianus/Kayantara.com)

KAYANTARA.COM, NUNUKAN – Sejumlah 19 mahasiswa Kaltara telah pulang ke daerah asal mereka, usai menjalani masa observasi di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), selama 14 hari, Minggu (16/2/2020) kemarin.

Mereka pulang ke Bumi Benuanta dimulai dari Natuna menuju Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta yang saat itu disambut pejabat Pemprov Kaltara sebelum terbang ke Tarakan.

Termasuk lima mahasiswa Kabupaten Nunukan yang kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Nunukan melalui jasa transportasi laut.

Zakia Ayu Alvita Abidin Putri (21) salah satu mahasiswa Nunukan yang berhasil dievakuasi di Wuhan, menyampaikan rasa bahagia bisa kembali ke Nunukan, dan bertemu keluarga.

Dia dan rekan-rekannya mengaku bisa bernafas lega setelah dinyatakan negatif virus corona. Sehingga diperbolehkan pulang ke pangkuan orangtua masing-masing usai melalui rangkaian proses observasi di Natuna.

“Peraasaan kembali ke Nunukan sangat senang dan terharu, karena bisa bertemu dan berkumpul lagi bersama keluarga,” kata Zakia saat tiba di Pelabuhan Nunukan.

Mahasiswi Hubei Polytechnic University Wuhan China ini berbagi sedikit cerita tentang pengalamannya selama menjalani proses observasi di Natuna.

Ia bersama 237 warga lainnya menjalani karantina yang nyaman dengan fasilitas lengkap. Bahkan selama 14 hari menjalani masa observasi, Zakia mengaku bukan waktu yang buruk baginya, melainkan sebuah pelajaran hidup.

Untuk kegiatan rutin selama masa observasi, ia bersama mahasiswa lainnya, wajib melakukan olahraga pagi dan sore. Di sore hari diisi oleh kegiatan bermain bersama psikolog.

Bahkan tak jarang petugas dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) ikut bermain bersama para mahasiswa ini. Sementara pukul 10 malam, mereka semua wajib masuk tenda untuk istirahat.

“Banyak pelajaran yang bisa kita petik selama di sana, yakni kita saling menguatkan, mengasihi, dan menyanyangi,” ungkapnya.

Prinsipnya, banyak suka duka, saling berbagi cerita hingga saling menghibur. “Suka duka selama di sana ketemu sama orang dari Sabang sampai Merauke,” imbuhnya.

Terkait masa depan studinya di Wuhan, ada lima mahasiswa ini akan kembali ke China untuk melanjutkan studi. Namun, untuk sementara pihak kampus tempatnya menimba ilmu tengah merancang program kelas online. (*)

Reporter: Oktavianus
Editor: Mansyur Adityo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here