PIMPINAN Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Utara dalam beberapa hari lagi akan melangsungkan agenda Musyawarah Wilayah II. Disamping sebagai laporan pertangunggjawaban kepengurusan periode berjalan, juga sebagai ajang untuk menentukan nahkoda dan kepengurusan PWPM Kaltara periode berikutnya.
Dengan mengusung tema “menggembirakan dakwah islam, memajukan kaltara” dalam Musywil ini tentu sangat menarik. Disamping meneruskan tema Muktamar Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah tahun 2018 lalu, ini juga mestinya menjadi penyemangat dan panduan dalam melangkah di periode berikutnya. Momen ini juga sebagai pijakan baru bagi PWPM Kalimantan Utara untuk memperbarui dan menggeliatkan dakwah yang dinilai oleh sebagian kalangan tidak berjalan maksimal bahkan terkesan tidak berjalan.
Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi otonom Muhammadiyah tentu sudah lazim jika menggariskan gerakannya pada jalan dakwah islam. Gerakan yang dalam al qur’an sebagai sebaik-baiknya perkataan. Dengan tema yang menggunakan kata aktif, tentu besar harapan nantinya akan terbentuk pengurus PWPM Kaltara yang betul-betul mau bergerak, mau berdakwah dengan program-program turunannya yang sesuai dengan tema, yaitu dakwah yang gembira, dakwah yang tidak memojokkan suatu golongan, dakwah yang membangun, dakwah yang menyatukan unsur ummat, dakwah yang bisa menggalli
Tentu dalam menggerakkan dakwah di PWPM kaltara, tidak cukup jika hanya mengandalkan kepintaran sebagai organisatoris. Sebagaimana disampaikan oleh mantan ketua PP PM Dahnil Anzar Simanjuntak yang dituangkan dalam lagu mars KOKAM, butuh 3 kekuatan sebagai senjata dalam pergerakan yaitu tauhid, ilmu dan amal.
Pengurus PWPM tidak boleh meninggalkan atau kering ruh tauhidnya dalam gerakannya. Sebuah keyakinan bahwa dakwah ini hanya untuk Allah. Bahwa dirinya bergabung di kepengurusan PM sebagai bentuk pengabdian dirinya untuk Islam, bukan untuk mencari tujuan yang pragmatis, mencari ketenaran atau popularitas dengan mendompleng di balik nama besar Muhammadiyah.
Dengan berlandaskan tauhid dalam gerakannya inilah, gerakan dakwah PM akan senantiasa terlihat dan dirasakan dalam keadaan apapun baik keadaan mengenakkan ataupun menyesakkan. Karena jalan dakwah tidak selalunya mulus, adakalanya menemui jalan terjal yang memerlukan landasan tauhid dan kesabaran di dalamnya.
Apalagi sebagai organisasi otonom Muhammadiyah yang mengusung dakwah amar ma’ruf nahi munkar tentu ini pasti tidak selamanya enak. Apalagi di zaman sekarang yang sarat dengan ketidak adilan dan kedholiman yang oleh Prof Amin Rais dibuat istilah Al- Amru bil ‘adli wannahyu ‘an al- dzulmi; dakwah untuk memerintahkan dan menegakkan keadilan dan mencegah serta memberantas kedholiman di masyarakat. Tentu ini butuh amunisi yang kuat dan nafas yang panjang dalam gerakan.
Pengurus PWPM juga tidak boleh meninggalkan senjata kedua yaitu Ilmu. Pemuda sebagai agen perubahan sudah selayaknya terus bergelut dengan ilmu, tidak hanya sekedar ilmu organisasi namun juga ilmu yang mendukung gerakan dakwah itu sendiri yang diistilahkan bahwa Pemuda Muhammadiyah tidak boleh lepas dari ngaji dan mengkaji.
Ngaji yaitu berinteraksi dengan pedoman utama kehidupan yaitu Al- qur’an, dan mengkajinya untuk menganalisa dan menjawab tantangan dalam medan dakwah. Sebagaimana semangat dakwah Muhammadiyah yaitu berkemajuan, PM harus bisa menampilkan pola dakwah yang berkemajuan pula, selaras dengan zaman dengan tetap berpegang pada Al- qur’an.
Jika tauhid dan ilmu sudah menjadi nafas gerakan, maka akan lahirlah kekuatan yang ketiga yaitu amal. Sebagaimana temanya “menggembirakan” yang diungkapkan menggunakan kata aktif, maka Pemuda Muhammadiyah harus melahirkan amal gerakan bukan sebagai pengurus yang begitu aktif dan semangat di pelantikan dan Musyawarah Wilayah saja setelah itu sepi dari peredaran dakwah.
Dakwah di Kalimantan Utara ini tergolong tidak mudah, disamping secara geografis dipisahkan oleh sungai dan laut sehingga membuat biaya dakwah tidak murah, tantangan sebagai daerah terdepan yang berbatasan dengan negara tetangga juga harus disiasati.
Rusaknya moral generasi muda oleh narkoba dan pergaulan bebas serta sudah terasukinya jiwa hedonisme yang mengarah pada kesyirikan modern menjadi tantangan dakwah yang juga tidak ringan. Makanya organisasi ini tidak hanya memerlukan seorang yang retoris belaka, tapi juga sangat membutuhkan orang-orang yang ikhlas dalam beramal dan istiqomah.
Akhirnya, selamat dan sukses Musyawarah Wilayah II Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Utara, semoga menghasilkan rumusan yang baik untuk pergerakan dakwah Pemuda Muhammadiyah di Kalimantan Utara. (***)