UN 2020, Tetap Pertahankan Sistem Soal HOTS
KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – Sekitar 2 pekan lagi, seluruh peserta didik jenjang menengah atas dan sederajat akan mengikuti Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2019/2020. Tak terkecuali di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Menginginkan hasil yang maksimal, Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie memberikan pesan-pesan dan support moril untuk para siswa yang akan menghadapi UN. Gubernur meminta kepada para siswa untuk tidak tegang, apalagi dengan rasa takut menghadapi Ujian Nasional. Irianto memberikan tips, dengan prinsip 3S, yakni Santai – Serius – Sukses. Artinya, kesuksesan atau hasil yang baik dari ujian nasional dapat raih jika dalam “kesantaian” terdapat “keseriusan”, dan dalam “keseriusan” ada “kesantaian”.
“Dan yang tak kalah pentingnya, harus selalu optimis. Jangan minder, dan semangat dalam menghadapi ujian nasional nanti,” pesan Irianto.
Kedua, lanjut Gubernur, siswa diminta belajar dan berdoa. “Giat belajar, latihan soal-soal, dan tidak lupa senantiasa berdoa memohon kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa untuk diberikan kemudahan,” ujarnya. Pesan ketiga disampaikan Gubernur, para siswa diminta untuk menjaga kesehatan. Dengan istirahat teratur, makan yang cukup dan berolahraga.
“Saya doakan, semoga anak-anakku yang akan menghadapi ujian nasional diberikan kemudahan oleh Allah SWT, diberi kesehatan dan kesuksesan di masa depannya,” doa Irianto. Sementara itu, pelaksanaan UN tahun nyaris tak ada perubahan pada sistem pelaksanaan UN tahun ini dengan sebelumnya. Diutarakan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltara Teguh Sutanto, sistem pelaksanaan UN ini tetap menggunakan pola Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan Ujian Nasional Kertas dan Pensil (UNKP).
“Untuk sekolah penyelenggara UNBK, peserta UN mendapatkan soal yang sudah disusun dari pusat. Tentunya, jenis soal berbeda-beda guna mencegah siswa saling menyontek,” ungkap Teguh yang ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.
Tak itu saja, soal ujian tetap menggunakan sistem Higher Order Thinking Skills (HOTS). Hanya saja, jumlah soal bersistem HOTS bertambah dibandingkan tahun lalu. Dengan kata lain, peserta UN harus memiliki daya logika dan kemampuan berpikir analitis untuk menjawab soal jenis ini. Kemampuan itu harus lebih baik dibandingkan menjawab soal-soal Lower Order Thinking Skills (LOTS) yaitu soal yang hanya mengandalkan daya ingat.
“HOTS sendiri meliputi kemampuan mengingat (remembering), memahami (understanding), mengaplikasikan (applying), menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating) dan mencipta (creating). Atau dengan kata lain, mengasah keterampilan mental seorang pelajar tentang pengetahuan,” jelasnya.
Soal teknis pelaksanaan UN, Teguh memaparkan bahwa waktu pengerjaan soal rata-rata 120 menit. Didalam setiap ruang ujian, memuat 20 hingga 40 peserta ujian dengan waktu ujian sebanyak 3 sesi. “Untuk jumlah total soal UN, biasanya 40 hingga 50 butir soal,” ungkapnya. Untuk pengawasan selama UN berlangsung, menggunakan sistem silang atau guru dari sekolah lain yang mengawasi.
Mengulas balik, Teguh juga membeberkan persiapan akhir jelang UN 2020. “Untuk persiapan pelaksanaan UN di Kaltara, sudah mencapai 99 persen. Indikatornya dilihat dari telah dilaksanakannya sosialisasi UN 2020, simulasi pelaksanaan UN, rapat koordinasi (Rakor) terkait pelaksanaan UN 2020. Juga sudah dilakukan pengecekan sarana komputer dan genset untuk pelaksanaannya nanti,” ulas Teguh.
Teguh pun memastikan bahwa UN 2020 untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 100 persen menggunakan pola UNBK. Sementara untuk daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) yang belum tercover jaringan internet, UN-nya tetap menggunakan pola UNBK dengan sistem offline.
“Tentunya, dilihat dulu fasilitas utama UNBK itu, yakni komputer. Kalau memadai, sekolah penyelenggara UNBK akan melakukan sinkronisasi atau mengunduh soal UN. Disini, petugas akan membawa server untuk mensinkronkan atau mengunduh soal UN di wilayah yang terlayani jaringan internet,” urainya. Mengenai hal ini, Disdikbud Kaltara berharap sekolah penyelenggara UN dari wilayah yang belum terlayani jaringan internet agar pihak berwenang dapat mendahulukan petugas sekolah tersebut melakukan sinkronisasi atau mengunduh soal UN.
Guna mematangkan pelaksanaan UN 2020, Disdikbud juga tengah melaksanakan gladi bersih pelaksanaan UNBK. Dimulai dari kegiatan batas pemasukan data infrastruktur dan peserta, batas pengaturan sesi ujian, penyiapan data di pusat, sinkronisasi hingga teori ujian assesmen kompetensi minimal (AKM). “Gladi bersih dilaksanakan mulai 7 Februari hingga 4 Maret 2020,” tuturnya. Dikabarkan juga oleh Teguh, tahun ini bisa jadi adalah pelaksanaan UN terakhir. Ini merujuk pada pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang menyatakan bahwa mulai 2021, UN akan diganti dengan sistem baru. “Sistemnya, assesment atau penilaian kompetensi minimum dan survei karakter. Tapi, Disdikbud masih menunggu informasi lebih lanjut dari Kemendikbud terkait hal ini,” tutupnya. (humas)