KAYANTARA.COM, JAKARTA –Berdasarkan hasil perhitungan Formula ICP, rata-rata ICP minyak mentah Indonesia pada bulan Februari 2020 berada di harga USD 56,61 per barel. Jika melihat kebelakang harga ICP di Januari 2020 mencapai USD 65,38 per barel, artinya ICP mengalami penurunan sebesar USD 8,77 per barel.
Disamping itu, menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengutip keterangan Tim Harga Minyak Indonesia, sebagaimana dilansir situs esdm.go.id, hari ini, Jumat (6/3/2020) menjelaskan, harga ICP SLC pada Februari 2020 juga mengalami penurunan sebesar USD 8,59 per barel, sehingga harganya menjadi USD 57,18 per barel.
Turunnya harga ICP dipengaruhi penurunan permintaan minyak mentah global yang menyebabkan turunnya harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional, seperti:
- Dated Brent turun sebesar USD 8,06 per barel dari USD 63,50 per barel menjadi USD 55,44 per barel.
- WTI (Nymex) turun sebesar USD 6,99 per barel dari USD 57,53 per barel menjadi USD 50,54 per barel.
- Basket OPEC turun sebesar USD 9,33 per barel dari USD 65,10 per barel menjadi USD 55,77 per barel.
- Brent (ICE) turun sebesar USD 8,19 per barel dari US$ 63,67 per barel menjadi USD 55,48 per barel. (TW)
Penyebaran virus COVID-19 di berbagai negara di dunia mengakibatkan kekhawatiran atas kondisi ekonomi global dan penurunan permintaan minyak mentah. Untuk kawasan Asia Pasifik, penyebaran virus COVID-19 mengakibatkan tidak beroperasinya transportasi umum dan rendahnya aktivitas ekonomi di negara tersebut sehingga permintaan minyak mentah menjadi rendah.
“Selain itu, penurunan harga juga dipengaruhi dari melambatnya pertumbuhan ekonomi India,” kata Agung.
Selain penyebaran virus corona, penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional pada Februari 2020 juga disebabkan oleh sentimen negatif pasar atas ketidakpastian sikap Rusia terhadap rencana OPEC+ untuk melakukan tambahan pemotongan produksi minyak mentah sebesar 600.000 barel per hari.
International Energy Agency (IEA) dan OPEC melaporkan penurunan proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2020 sebagai berikut:
- IEA melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 turun sebesar 500.000 barel per hari menjadi 100,1 juta barel per hari.
- OPEC melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 turun sebesar 250.000 barel per hari menjadi 100,98 juta barel per hari.
Sementara itu, Tim Harga Minyak Indonesia juga melaporkan bahwa Energy Information Administration (EIA) merilis terjadinya peningkatan stok minyak mentah AS pada bulan Februari 2020 sebesar 8,3 juta barel menjadi sebesar 443,3 juta barel dibandingkan bulan Januari 2020, yang turut mempengaruhi turunnya harga minyak dunia. (*)
Editor: Mansyur Adityo