Pemprov Siapkan Alternatif Bantu Nelayan Terdampak Covid-19

KAYANTARA.COM- TANJUNG SELOR – Pandemi global Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah berdampak pada berbagai sektor kehidupan. Di Kaltara, selain kekhawatiran soal kesehatan, wabah ini juga memberikan dampak pada kehidupan para nelayan. Akibat daya beli menurun, banyak nelayan pun harus berhenti melaut.

Tak hanya nelayan tangkap, para petambak pun juga terdampak. Karena konsumsi udang dan ikan di sejumlah negara buyer atau negara tujuan mengalami penurunan yang sangat signifikan, maka ekspor pun menurun. “Kisaran penurunan volume ekspor di Kaltara hanya kurang lebih 10 persen, beberapa pembudidaya saat ini juga menunda panen tambak atau kolamnya, karena harga sangat rendah,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltara, H Syahrullah.

Saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara melalui DKP Kaltara tengah menyiapkan alternatif sekenario untuk membantu bagi para pembudidaya dan kelompok nelayan di Kaltara. “Ada beberapa alternatif skenario yang sedang kami siapkan. Salah satunya, rencana kami akan membeli hasil produksi dari pembudidaya dan nelayan. Dari hasil pembelian dari produk itu nantinya akan diberikan kepada masyarakat khususnya yang terdampak terhadap bencana Covid-19 ini,” katanya. 

Syahrullah mengatakan, untuk pembelian hasil produksi rencanya akan menyiapkan anggaran sekitar Rp 805 juta melalui kegiatan Pengembangan Produk dan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. “Untuk saat ini, kami masih melakukan pergeseran anggaran. Teknis pembeliannya itu untuk produk ikan segar dan produk olahan hasil perikanan, dan kami hanya membeli kepada kelompok nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasaran hasil perikanan yang sudah terdata dan diverifikasi oleh petugas kami,” ujar Syahrullah.

Dikatakan, teknisnya nanti, ikan dari para pembudidaya dan nelayan akan dibeli dengan harga normal. Ikan yang dibeli adalah ikan konsumsi oleh rumah tangga.

Di sisi lain, Syahrullah mengatakan, pihaknya juga akan mengoptimalkan Sistem Resi Gudang (SRG), atau tunda jual produk yang dititipkan di gudang beku yang sudah ditunjuk sebagai pelaksana SRG. “Dengan mengoptimalkan SRG ini, bisa menekan kerugian yang lebih banyak. Sehingga dapat menjualnya kembali saat harga sudah kembali membaik,” ungkapnya lagi. 

Terkait dengan pengoptimalan SRG, Syahrullah mengatakan saat ini DKP belum bisa memastikan sekarang. Karena ini baru agenda atau rencana yang akan dilakukan, dan saat ini masih menyusun rencana kerjanya. 

“Untuk melaksanakan SRG ini, kita harus duduk bersama dan melibatkan seluruh pihak UPI (Unit Pengolahan Ikan) atau perusahaan pemilik cold storage untuk mendapatkan kesepakatan. Nantinya perusahaan mana yang akan ditunjuk sebagai pelaksana SRG, demikian juga melihat kondisi seperti saat ini. Insya Allah tahun depan kami akan masukkan program atau kegiatan pembangunan gudang beku dengan SRG,” tutupnya.(humas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here