Pelabuhan Ferry – Trans Kalimantan Ditarget Mulus Tahun Ini
KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – Meski di tengah bencana non alam, yaitu pandemik Covid-19, kegiatan infrastruktur khususnya proyek pembangunan jalan di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) tetap berjalan. Sesuai informasi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPR-Perkim) Kaltara, ada 9 paket kegiatan dari Bina Marga yang saat ini telah berjalan.
Dari 9 paket tersebut, 4 paket bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), dan 5 paket bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltara 2020.
Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengungkapkan, meski tetap focus pada penanganan dan pencegahan Covid-19 sesuai dengan arahan Presiden, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara juga tidak mengesampingkan kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur. Utamanya infrastruktur yang memang penting untuk masyarakat. Salah satunya jalan.
Mendampingi Gubernur, Kepala DPUPR-Perkim Kaltara Sunardi menyebutkan, empat paket kegiatan melalui DAK Reguler maupun Penugasan tersebut, yakni peningkatan jalan ruas jalan Trans Kalimantan-Pelabuhan Ferry Ancam (DAK Reguler) dengan nilai kontrak Rp 16,3 miliar, pemeliharaan berkala jalan ruas jalan Trans Kalimantan-Tideng Pale (DAK Reguler) dengan nilai kontrak Rp 10,6 miliar, peningkatan jalan perbatasan ruas jalan Long Bawan-Lembudud (DAK Penugasan) dengan nilai kontrak Rp 16,8 miliar, dan peningkatan jalan perbatasan ruas jalan Ling Rungan-Long Padi (DAK Penugasan) dengan nilai kontrak sebesar Rp 7,5 miliar.
Sedangkan 5 paket melalui APBD Kaltara, ada pembangunan jalan Seputuk Malinau Kota Rp 17,6 miliar, pembangunan jalan ruas jalan Trans Kalimantan-Pelabuhan Ferry Ancam dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,9 miliar, pembangunan saluran drainase dan dinding penahan tanah ruas jalan Manunggal Tanjung Selor dengan nilai kontrak Rp 480 juta, pembangunan jalan lingkar Pulau Nunukan ruas jalan Mamolo-Sei Menkadu-Sei Banjar dengan nilai kontrak Rp 14,7 miliar, dan pemeliharaan jalan ruas jalan Selimau I-Selimau III dengan nilai sebesar Rp 1,4 miliar.
“Seluruh paket tersebut saat ini telah berjalan, dengan tetap mengikuti prosedur protokol kesehatan. Dimana prosedur kesehatan tersebut telah dituangkan dalam syarat-syarat khusus kontrak (SSKK) di setiap lokasi pengerjaan,” kata Sunardi.
Lebih jauh, terkait proyek pembangunan jalan menuju pelabuhan Ferry Ancam di Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan. Tahun ini lewat DAK, kembali dilakukan peningkatan berupa pengaspalan terhadap jalan sepanjang 4,9 kilometer. Serta dibantu dengan APBD Kaltara, juga dilakukan pengaspalan dengan panjang efektif 850 meter dengan lebar badan jalan 6 meter.
Akes jalan ini dibangun secara bertahap dimulai sejak 2015. Di mana, tahap pertama melalui APBD dianggarkan Rp 14,5 miliar untuk perbaikan dan peningkatan jalan sepanjang 1,35 kilometer. Kemudian pada 2016, kembali dianggarkan Rp 6,6 miliar, lalu di 2017 Rp 3,5 miliar, pada 2018 Rp 1,4 miliar. Dan di 2019 melalui DAK dianggarkan sebesar Rp 10,4 miliar.
“Tahun kemarin jalan dari Pelabuhan Fery ke Jalan Trans Kalimantan sudah sampai agregat. Tahun ini pengerjaannya berupa pengaspalan. Sehingga insya Allah akhir tahun nnti jalan penghubung ke Pelabuhan ferry ini akan mulus,” imbuh Gubernur.
Ada juga, lanjut Sunardi, pembangunan jalan Seputuk menuju Malinau Kota. Dimana tahun ini melalui APBD Kaltara akan dilakukan sejumlah pekerjaan. Yakni galian dan timbuan pada jalan sepanjang 1,2 kilometer dengan lebar badan jalan 30 meter. “Selain pembangunan, ada juga pemeliharaan berkala terhadap ruas jalan Trans Kalimantan-Tidung Pale. Pekerjaannya berupa pengaspalan pada jalan sepanjang 2,8 kilometer dengan lebar badan jalan 6 meter,” jelas Sunardi yang didampingi Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Yusran.
Kemudian, peningkatan jalan perbatasan ruas jalan Long-Bawan-Lembudud juga pengaspalan pada jalan sepanjang 2 kilomter dengan lebar badan jalan 6 meter. Dilanjutkan, peningkatan jalan ruas jalan Long Rungan-Long Padi yakni berupa Lapen Macadam atau perkerasan jalan sepanjang 2 kilometer dengan lebar badan jalan 5,5 meter. Dan, peningkatan jalan Lingkar Pulau Bunyu Nunukan Ruas Jalan Mamolo-Sei Mamolo-Sei Mengkudu-Sei Banjar sepanjang 3 kilometer dengan lebar 6 meter dilakukan lapis pondasi Agregat Kelas B, serta pemeliharaan ruas jalan Selimau I hingga Selimau III. “Pekerjaannya sama, yakni lapis pondasi Agregat Kelas B di jalan sepanjang 3 kilometer dengan lebar badan jalan 6 meter,” tuturnya.
Yusran menambahkan, pada 2020, dari total paket DAK yang ada di Bina Marga, 4 paket DAK tetap dilanjutkan dan 1 paket DAK dibatalkan karena belum berkontrak dan dialihkan pada kegiatan penanggulangan covid-19. Hal ini merujuk pada Edaran Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Nomor : S-247/MK.07/2020, perihal Penghentian Proses Pengadaan Barang/Jasa DAK Fisik Tahun Anggaran (TA) 2020.
Saat edaran tersebut keluar, 4 paket DAK ini telah berkontrak, bahkan sudah ada paket yang berjalan. Sehingga berdasarkan edaran Menkeu, terhadap paket DAK yang telah berkontrak dan yang telah berjalan tersebut tetap dilanjutkan.
“Alhamdulillah dari 5 paket DAK yang ada di Bina Marga, 4 paket tetap dilanjutkan, dan hanya 1 paket yang dibatalkan pelaksanaannya. Ini karena kita melakukan tender lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga proses pengadaan barang/jasa dapat selesai sebelum pemeritah melalui Menkeu mengeluarkan edaran perihal penghentian proses pengadaan barang/Jasa DAK Fisik 2020 akibat mewabahnya Covid-19 di beberapa wilayah di Indonesia,” tutup Yusran.(humas)