Air Banjir Bisa Menjadi Media Penyebaran Virus Corona? Ini Kata Para Ahli

Kondisi banjir di Jalan Ahmad Yani, Samarinda

KAYANTARA.COM, SAMARINDA – Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang menyerang sistem pernapasan manusia. Gejala yang ditimbulkan jika terinfeksi virus ini adalah demam tinggi, batuk, nyeri tenggorokan, flu, dan sesak napas.

Selama ini penularan virus corona dikenal melalui droplet atau percikan ludah lewat batuk atau bersin dari penderita ke orang yang sehat. Selain penularan langsung, droplet (tetesan air liur) penderita Covid-19 juga berbahaya apabila mengenai benda.

Droplet yang menempel pada benda bisa menyebabkan penularan virus corona jika individu lain menyentuh benda tersebut. Setelah terjadi pemindahan partikel virus ke tangan individu lain, kemudian individu tersebut melakukan kegiatan makan minum atau memanipulasi hidung, mulut, mata, tanpa cuci tangan.

Hal ini juga yang menjadi peluang paling gampang untuk kemungkinan terjadinya penularan. Oleh karena itu kegiatan mencuci tangan dengan sabun setelah berkegiatan, dan mengurangi aktivitas menyentuh wajah, menjadi salah satu cara mengurangi risiko penularan.

Tapi, beberapa orang mungkin khawatir bila virus corona Covid-19 bertahan di dalam air dan bisa menularkannya ke orang lain. Apakah kekhawatiran publik ini benar? Jika benar, hal ini tentu mengkhawatirkan mengingat banjir yang kerap terjadi di Samarinda.

Dimintai tanggapan mengenai hal ini, Andi M Ishak Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim yang juga Jubir Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim mengatakan, hal ini bisa saja terjadi, saat virus menempel pada material seperti sampah yang mengapung di air. “Selama belum kering atau menguap dropletnya, bisa saja terjadi,” ujar Andi, Sabtu (23/5/2020).

Meski begitu, Andi menilai umumnya material yang terbawa banjir akan terendam di dalam air. Yang jika sudah terendam air, maka droplet akan terlarut dalam air. “Umumnya material kan terendam atau tenggelam sehingga droplet akan terlarut dalam air,” tambahnya.

Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim Nataniel Tandirogang mengatakan bahwa penularan melalui media air sangat sulit terjadi. Hingga saat ini belum ada bukti bahwa virus corona dapat bertahan dalam air hingga dapat tertular ke individu lain.

“Juga tidak ada bukti berapa lama virus corona bertahan dalam air, baik air bersih maupun air limbah. Tetapi yang pasti virus tidak tahan dengan clorin maupun kaporit yang digunakan dalam pengolahan air bersih. Sistem filtrasi dalam pengolahan air minum cukup untuk menghilangkan virus,” jelasnya.

Ditanya terkait kemungkinan virus menyebar melalui material sampah yang terbawa banjir, Nataniel pun mengungkapkan belum ada bukti berapa lama virus bisa bertahan dalam air. (*)

Sumber: Selasar.co

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here