Harga Udang di Tarakan Anjlok, HNSI dan DKP Kaltara Jadwalkan Rapat dengan Petambak dan Perusahaan

Kepala DKP Kaltara saat berdiskusi dengan Ketua HNSI Kaltara di sela kegiatan penebaran benih kepiting bakau di kawasan konservasi mangrove Pamusian di Tarakan. (Foto: Mansyur/Kayantara.com)

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Harga udang windu di Kota Tarakan Kalimantan Utara (Kaltara) selama tiga tahun terakhir tak pernah beranjak naik. Bahkan terjadi di tahun ini yang berlangsung selama 21 hari atau tiga minggu dengan kondisi harga udang turun drastis.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kaltara H.Muhammad Nurhasan Alhuda menyebutkan untuk size 20 misalnya, jika sebelumnya dikenakan harga Rp180 ribu kini turun menjadi 120 ribu. Atau terjadi penurunan sebesar Rp60 ribu per kilogram (kg).

Penurunan harga tersebut menjadi keluhan semua pelaku usaha tambak yang berdomisili di Tarakan. “Selama tiga tahun tidak pernah naik, turun terus secara bertahap. Tapi kali ini cukup signifikan. Sehingga masalah ini menjadi pertanyaan teman-teman petambak,” katanya, Kamis (18/6/2020).

Untuk itu, HNSI Kaltara meminta kepada Pemkot Tarakan maupun Pemprov Kaltara melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) untuk dicarikan solusinya. Minimal, pintanya, DKP memfasilitasi untuk dilakukan pertemuan dengan pihak-pihak perusahaan maupun pengusaha seperti cold stroge, pos pembelian dan lainnya.

“Kami minta dari dinas terkait (DKP) untuk mempertanyakan ke cold stroge apa yang menjadi masalah anjloknya harga udang dalam beberapa minggu ini. Kami juga meminta agar BKPIM (Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKPIM) Tarakan ) Tarakan dihadrikan, karena dialah yang memiliki semua data ekspor perikanan,” ujarnya.

Nurhasan menyarankan agar pertemuan tersebut nantinya dilakukan beberapa tahap kepada pelaku usaha sektor perikanan di Bumi Paguntaka.  “Artinya pertemuannya nanti kami sarankan tidak langsung bersamaan baik dari pos pembelian, petambak dan lainnya. Karena kita khawatirkan tidak ketemu titik persoalannya, tetapi dari masyarakat intinya cuma satu tentang masalah ini, yaitu mereka ingin demo saja,” ungkap Nurhasan.

“Tapi kita minta ke petambak untuk dicarikan solusi dulu yang terbaik apa solusinya, kalau tidak bisa ya kembali ke masyarakat petambak, karena itu haknya masyarakat,” tegas Nurhasan menambahkan.

HNSI Kaltara juga mengimbau kepada pihak cold stroge apabila ada penurunan harga meski tidak signifikan dapat mempertimbangkannya kembali. “Intinya turunnya harga udang ini jangan sampai sangat drastis,” pintanya. “Sempat kami tanyakan ke cold stroge katanya karena Covid-19, tapi kami butuh penjelasan yang rill,” sambungnya.

Sementara Kepala DKP Kaltara Syahrullah Mursalin saat ditemui Kayantara.com di Tarakan, belum dapat berbicara lebih banyak. Pengganti Amir Bakrie yang merupakan Kepala DKP Kaltara sebelumnya ini mengatakan masih perlu mempelajari pokok-pokok permasalahan anjloknya harga udang di Tarakan.

“Nanti kita pelajari dulu, karena terlalu banyak yang terkait di dalamnya seperti ada supplier, pos pembelian, cold stroge dan lainnya. Jadi perlu kita pelajari dulu, di mana mereka menjual dan apa kendalanya. Atau apakah karena permintaan dari luar negeri yang turun, nanti kita lihat,” ucapnya.

Hal tersebut akan dipertanyakan dalam rapat bersama petambak, supplier, pos pembelian maupun cold stroge yang ada di Tarakan yang dijadwalkan pekan depan. “Rencananya minggu depan kita ada pertemuan dengan mereka untuk mendiskusikan masalah ini,” demikian mantan Kepala Diskominfo Kaltara ini. (sur)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here