Hipmikimdo Wacanakan Bangun TPI dan Perumahan Nelayan di Juata Laut

DPP Hipmikimdo bersama pengurus DPD Kaltara saat meninjau lokasi rencana pembangunan TPI dan perumahan nelayan serta fasilitas sarana umum bagi pelaku perikanan dan budidaya tambak di Juata Laut. (Foto: Mansyur/Kayantara.com)

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Hipmikimdo) mengungkapkan, sektor perikanan dan kelautan di Provnisi Kalimantan Utara kurang mendapat perhatian serius bila dibandingkan dengan sektor daratan.

Padahal, jika potensi pembangunan ekonomi kelautan di provinsi termuda di Indonesia ini dikelola dengan inovatif dan baik, maka  dapat menjadi salah satu  sumber modal utama pembangunan daerah.

“Bahkan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi kesejahteraan masyarakatnya dan menjadi salah satu pendapatan terbesar negara,” ujar Ketua Umum DPP Hipmikimdo, Drs H.Maz Pandjaitan saat berkunjung ke Tarakan, Minggu (23/7).

Dikatakannya, secara potensi, perikanan Indonesia adalah yang terbesar di dunia, baik perikanan tangkap maupun budidaya.

“Potensi terbesar yang dimiliki Indonesia itu, salah satunya berada di Kaltara ini. Oleh karenanya Kaltara harus memiliki TPI (Tempat Pelelangan Ikan) dan pusat aktivitas pelaku perikanan di dalamnya, termasuk budidaya tambak ikan, udang, kepiting maupun rumput laut yang menjadi andalan utama provinsi ini, khususnya di Tarakan dan Nunukan,” katanya.

“Sehingga kita mewacanakan membangun TPI di Kelurahan Juata Laut di Tarakan seluas 50 hektare. Lahan seluas itu nantinya juga akan dibangun pusat perekonomian aktivitas pelaku perikanan, seperti perumahan nelayan, coldstorage, pasar, terminal angkutan transportasi perikanan dan budidaya, termasuk sarana pendidikan dan rumah ibadah bagi nelayan maupun coldstorage,” tambah mantan pejabat di Kementerian Koperasi dan Ekonomi Kreatif ini.  

Masih dikatakannya, berdasarkan modus operandi atau cara produksi, di Indonesia perikanan terbagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap (capture fisheries) dan perikanan budidaya (aquaculture), dengan potensi produksi lestari sekitar 67 juta ton/tahun.

Dari angka ini, potensi produksi lestari (Maximum Sustainable Yield = MSY) perikanan tangkap laut sebesar 9,3 juta ton/tahun dan perikanan tangkap di peraian darat (danau, sungai, waduk, dan rawa) sekitar 0,9 juta ton/tahun, atau total perikanan tangkap 10,2 juta ton/tahun.

Sisanya, 56,8 juta ton/tahun adalah potensi perikanan budidaya, baik budidaya laut  (mariculture), budidaya perairan payau (tambak), maupun budidaya perairan tawar (darat).

Ketua DPD Hipmikimdo Kaltara, Rasid SH menambahkan, rencana pembangunan TPI dan pusat permukiman nelayan beserta fasilitas sarana umum lainnya di Juata Laut merupakan program jangka panjang.

“Ketua Umum Hipmikimdo sudah melihat secara langsung potensi yang dimiliki Kaltara khususnya di Tarakan. Termasuk juga lokasi rencana pembangunan TPI, kita berharap program jangka panjang yang dicanangkan DPP ini bisa terwujud,” kata Rasid.  

Dia menuturkan, master plan pembangunan TPI Juata Laut nantinya akan menyerupai dengan TPI di Muara Angke yang dimiliki DKI Jakarta.

“Ya kita berdoa saja, untuk itu diharapkan peran semua anggota pengurus Hipmikimdo Katara untuk membantu merealisasikan recana ini, disamping meningkatkan derajat pelaku usaha kecil seperti yang diharapkan DPP. Intinya semuanya akan dilakukan secara bertahap,” demikian Rasid. (sur)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here