Daging Ayam Beri Andil Terbesar Inflasi Kaltara Periode Juli 2020

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Pada Juni dan Juli 2020, Kota Tarakan mengalami inflasi sebesar 0,24 persen. Sementara Tanjung Selor Kabupaten Bulungan mengalami deflasi sebesar -0,28 persen.

Dengan kondisi tersebut, Kalimantan Utara (Kaltara) pada Juli 2020 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,13 persen.

Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi tahunan Provinsi Kaltara pada periode Juli 2020 sebesar 0,42 persen atau masih berada di bawah kisaran sasaran inflasi nasional sebesar 3,0 persen ±1 persen.

“Realisasi ini relatif berbeda dengan historis paska lebaran yang biasanya mengalami deflasi. Inflasi didorong adanya peningkatan pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yaitu peningkatan komoditas emas perhiasan yang mengalami inflasi sebesar 2,21 persen  di tengah masih turunnya tarif angkutan udara,” jelas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara, Yufrizal, dalam siaran persnya, Selasa (4/8).

Oleh sebab itu, kelompok transportasi tercatat mengalami deflasi sebesar -0,71 persen. Selain itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga mengalami deflasi sebesar -0,21 persen.

Sementara kelompok perumahan, listrik, air dan bahan bakar tercatat relatif meningkat dengan inflasi sebesar 0,25 persen.

Kelompok makanan, minuman dan tembakaupada bulan Juli 2020 mengalami deflasisebesar -0,21 persen. Lima komoditas yang memberikan andil deflasi bulananantara lain bawang merah (-0,13%), sawi hijau (-0,06%), cabai rawit (-0,06%), kacang panjang (-0,05%) dan bawang putih (-0,03%).

“Sementara itu, komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan terbesar yaitu daging ayam (0,27%), ikan bandeng (0,03%), tomat (0,02%), ikan layang (0,02%), dan beras (0,02%),” sebutnya.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami penurunan sehubungan dengan adanya panen raya di sentra produksi bawang merah dan adanya peningkatan suplai komoditas hortikultura di wilayah kota Tarakan.

Meskipun demikian, secara tahunan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat inflasisebesar 1,65%. Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya pada bulan Juli 2020 tercatat relatif stabil dengan inflasi sebesar 0,25%.

Secara tahunan, kelompok tersebut mencatat inflasi sebesar 1,67%. Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan bahan bakar rumah tangga dan pasir masing-masing dengan andil sebesar 0,02% dan 0,01%.

“Peningkatan inflasi pada bulan Juli 2020 ditahan oleh penurunan tekanan kelompok transportasi khususnya tarif angkutan udara. Penurunan tarif terjadi pada bulan Juli seiring mulai stabilnya penerbangan dan telah berjalannya beberapa rute penerbangan yang sempat ditutup sementara,” urai Yufrizal

Namun demikian, terdapat komoditas angkutan sungai yang mengalami kenaikan sejalan dengan kebijakan para pelaku usaha melihat kondisi yang sekarang terjadi akibat Covid-19. Kenaikan ini menahan laju penurunan kelompok transportasi.

“Ke depan, inflasi akan tetap dijaga sehingga berada pada sasaran inflasi 2020, yaitu 3,0±1%. Untuk itu, koordinasi antara Pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus diperkuat dalam menghadapi sejumlah risiko yang dapat mendorong kenaikan harga, termasuk memitigasi dampak penyebaran Covid-19 terhadap inflasi di wilayah Kaltara,” demikian Yufrizal. (sur)

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here