KAYANTARA.COM, MALINAU– Potensi wisata di Kabupaten Malinau berpotensi dikembangkan. Tidak hanya objek wisata alam, beberapa desa wisata menjadi daya tarik wisatawan untuk menghabiskan waktu libur di Malinau.
Namun sejak pandemi Covid-19, kunjungan wisata di Kabupaten Malinau mengalami penurunan sangat drastis.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malinau Ajang Kahang mengatakan, berdasarkan data, jumlah kunjungan tahun 2019 mencapai 21.271 orang. Jumlah tersebut sangat menurun drastis di tahun 2020.
“Kalau jumlah penurunannya, kita belum mendata tapi kalau kita lihat, memang ada penurunan hingga 70 persen di tahun ini. Karena kita tahu sendiri, pandemi Covid-19 ini juga berdampak pada kunjungan wisata kesini,” katanya.
Menurut dia, akibat penurunan jumlah kunjungan itu, beberapa fasilitas seperti café dan karaoke di objek wisata terpaksa tutup.
Penurunan kunjungan wisata bukan hanya disebabkan tidak ada wisatawan, tetapi dipengaruhi juga beberapa desa wisata yang sementara tidak menerima warga dari luar desa.
“Ada desa yang tidak mau terima dari luar. Bahkan, warga di sini (sekitaran perkotaan Malinau), mereka (warga desa) juga tidak mau terima. Ada beberapa kepala desa yang saya konfirmasi, memang belum bisa terima wisata dulu. Dan itu juga tidak bisa kita paksakan, karena untuk melindungi warganya,” jelasnya.
Menurut dia, tidak hanya warga dari sekitaran Kabupaten Malinau, beberapa desa wisata juga tidak menerima warga dari luar Kaltara, bahkan luar negeri.
Padahal selama ini, banyak wisatawan mancanegara mengunjungi Malinau sebelum pandemi Covid-19. Jika di desa tersebut menerapkan protokol kesehatan secara ketat, maka penyebaran Covid-19 bisa dihindari. Termasuk, memberikan persyaratan ketat, jika pengunjung diwajibkan memiliki surat bebas sakit atau rapid test.
“Biasanya yang datang itu, warga (negara) Inggris. Biasanya itu, mereka (warga Inggris) mahasiswa. Tapi, bukan untuk penelitian kalau kita lihat izinnya. Kita juga tidak izinkan, kalau mereka mau penelitian. Kita juga awasi mereka ketika ada di desa wisata. Tapi karena pandemi (Covid-19) ini, kunjungan wisatawan asing di tahun 2020 itu tidak ada,” pungkasnya. (adv/eby)