Sambut Hari Batik, BI Kaltara Gelar Pelatihan Batik Zaman Now dan Strategi Pemasaran di Tengah Pandemi

Pelatihan batik secara virtual yang dilaksanakan BI Kaltara dengan tema Tren Batik Zaman Now  dan Strategi Pemasaran di Saat Pandemi Covid-19

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Menyambut Hari Batik yang diperingati setiap 2 Oktober, Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar pelatihan batik secara virtual, Kamis (29/9/2020).

Pelatihan yang berlangsung selama empat hari atau hingga 1 Oktober kemarin dengan tema “TrenBatik Zaman Now  dan Strategi Pemasaran di Saat Pandemi Covid-19 dibuka langsung oleh Kepala Perwakilan BI Kaltara, Yufrizal.


Ada beberapa narasumber yang dihadirkan. Salah satunya adalah Uswatun Hasanah, SE.,M.,Sc, Founder Jokotole Collection  dari Jawa Timur, dan diikuti 26 pengrajin batik se Kaltara.

Dalam siaran persnya, Yufrizal menerangkan kegiatan ini dalam rangka gerakan nasional “Bangga Buatan Indonesia”. “Selain itu, pelatihan ini juga diarahkan untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Kaltara dalam meningkatkan kompetensi, motivasi usaha, dan pengembangan industri kreatif,  khususnya para pengrajin batik di Kaltara,” jelasnya.

Pembukaan pelatihan juga dihadiri secara daring oleh Dekranasda, Disperindagkop, Dinas Pariwisata se Kaltara, Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Tarakan serta Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Tarakan.

“Pandemi Covid 19 berdampak pada perekonomian di seluruh dunia, termasuk mitra dagang di luar negeri,” ucapnya.

Sehubungan dengan itu sumber – sumber baru pertumbuhan ekonomi domestik menjadi buffer  untuk meredam dampak negatif ke perekonomian domestik, diantaranya melalui pengembangan UMKM.

“Produk kerajinan batik Provinsi Kalimantan Utara menjadi salah satu produksi dalam negeri yang memiliki nilai jual yang tinggi,” katanya.

“Keunggulan pada coraknya yang khas dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan sehingga diharapkan dapat mengangkat perekonomian lokal. Namun demikian, harga yang kurang kompetitif, teknik pewarnaan dan penggunaan canting yang belum sebagus di sentral – sentral pembatik ternama,” tambah Yufrizal.

Bahkan belum diperhatikannya segmentasi pasar oleh para pengrajin batik, khususnya tren bahan dan warna yang sedang diminati oleh konsumen menjadi faktor – faktor penghambat dan pengembangan batik Kaltara.

Selain meningkatkan awareness masyarakat dan pelaku usaha Kaltara terkait potensi industri kain tradisional dari sisi budaya dan ekonomi, melalui pelatihan ini para pengrajin batik dapat memperoleh manfaat langsung.

Seperti berupa peningkatan kompetensi dalam pengembangan motif dan warna, teknik dan metode membatik yang baru, kemampuan memodifikasi batik berpola, peningkatan kapasitas produksi, penciptaan diversifikasi produk baru yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing dan membuka kesempatan lebih luas untuk ikut serta dalam pameran – pameran nasional maupun internasional. (sur)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here