Kaltara Daerah Kaya, Tapi Rakyatnya Menderita karena Salah Kelola

Calon gubernur dan wakil gubernur Kaltara nomor urut 3 Zainal-Yansen saat menyampaikan kalimat penutup atau closing statmen pada Debat Publik Kedua Pilgub Kaltara 2020 yang digelar di Jakarta akhir pekan lalu.

KAYANTARA.COM, JAKARTA – Ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Drs H. Zainal Arifin Paliwang-Dr Yansen, TP, M.Si pada kalimat penutup Debat Publik Kedua yang disiarkan langsung Metro TV, Sabtu malam (14/11/2020) lalu.

Yakni pertama, Zainal-Yansen atau disingkat dengan akronim ZIYAP ini mengaku sangat prihatin kondisi Kaltara selama lima tahun terakhir.

Menurutnya ada ratusan miliar rupiah dana milik Kaltara yang seharusnya bisa membangun setara dengan provinsi lain, justru hanya dihamburkan untuk proyek-proyek mangkrak yang tidak ada manfaatnya untuk kesejahteraan rakyat.

Kedua, proyek guest house di Kota Tarakan dinilai tidak ada urgensinya bahkan berpotensi mematikan usaha perhotelan di Tarakan yang berindikasi kerugian puluhan miliar rupiah.

“Proyek kanal Bandara Juwata Tarakan berpotensi rugi puluhan miliar rupiah juga. Program bantuan hibah beasiswa Kaltara cerdas sebesar Rp51 miliar sejak 2016 hingga 2020 yang juga tidak akuntabel,” sebut paslon dengan nomor urut 3 ini.

Selanjutnya, proyek kehumasan Provinsi Kaltara yang mencapai kisaran Rp52 miliar pertahunnnya merupakan angka fantastis dibandingkan anggaran untuk penanganan bencana di tahun 2019 yang hanya tercatat sebesar Rp12 miliar.

Sementara Yansen TP menambahkan ketidakmampuan Pemprov Kaltara mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia menyebabkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dari tahun ke tahun terus mengalami defisit.

Pada APBD Kaltara tahun 2018 mengalami defisit sebesar Rp632,59 miliar. Sedangkan di 2019 tercatat defisit Rp 410 miliar.

“Jumlah rakyat miskin semakin bertambah, bayi penderita gizi juga banyak. Jika angka nasional untuk gizi buruk dan gizi kurang sebesar 17 persen, maka Kaltara menyentuh 16,8 persen. Gizi sangat pendek dan pendek nasional mencapai 38 persen, maka di Kaltara menyentuh 27 persen di 2018,” ungkap Yansen.

“Ironi, Kaltara daerah kaya namun rakyatnya menderita karena pemerintah salah kelola,” cetus paslon yang diusung dan didukung oleh PDIP, Demokrat, Gerindra, PPP, PKPI dan Partai Gelora ini menambahkan.

“Sebagai rumah kita bersama, momen pilkada inilah yang menjadikan Kaltara berubah, maju dan sejahtera. Kami hadir di sini untuk mengabdi dan melayani warga Kaltara. Saya siap hadir juga dalam kegiatan-kegiatan paripurna, sehingga aspirasi masyarakat dapat diserap.

Untuk itu kami mengajak warga Kaltara hadir di TPS pada tanggal 9 Desember nanti coblos nomor 3 Zainal-Yansen, Ziyap Ziyap Ziyap Menang,” ucapnya mengakhiri closing statmen debat publik kedua paslon gubernur dan wakil gubernur Kaltara dengan kompak. (adv)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here