Diterpa Pandemi, Optimistis Ekonomi Kaltara akan Membaik

Siapkan Strategi Menjaga Ekonomi Tetap Tumbuh

Pelabuhan Malundung di Tarakan yang menjadi salah satu pintu gerbang utama perekonomian Kaltara

KAYANTARA.COM – TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie optimis, Kaltara akan mampu melewati masa pandemi Covid-19 ini dalam kondisi perekonomian yang tetap baik. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan guna memastikan pergerakan perekonomian dan tingkat konsumsi masyarakat tetap baik.

Irianto menuturkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltara meski perekonomian terkontraksi, namun beberapa sektor masih tumbuh positif. 

BPS mencatat, ekonomi Kaltara triwulan II-2020 terhadap triwulan II-2019 terkontraksi -3,35 persen (y-on-y). Sementara pada triwulan III kontraksi -1,46

Dari sisi produksi, pertumbuhan negatif didorong oleh hampir semua lapangan usaha, di mana tertinggi dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yang terkontraksi sebesar 19,27 persen. Sedangkan, dari sisi pengeluaran pertumbuhan negatif tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang terkontraksi sebesar 6,54 persen.

Ekonomi Kaltara, kata Gubernur, pada semester I 2020 masih tumbuh, meski tidak signifikan dibanding semester I 2019, yaitu tumbuh 0,81 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 8,89 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada komponen impor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 7,45 persen. 

“Itu artinya, meski mengalami kontraksi, perekonomian Kaltara masih tetap tumbuh positif pada beberapa sektor. Bahkan, masih terhitung jauh dari resesi. Namun, kita jangan lengah dan jangan sampai turunnya negatif, sebab kalau turun lagi dan negatif maka akan resesi,” tutur Gubernur.

Pertumbuhan ekonomi yang masih baik itu, juga terasa hingga di wilayah perbatasan. “Jadi, pandemi ini memang belum berpengaruh besar kepada pertumbuhan perekonomian di Kaltara. Ini terbukti dengan masih baiknya tingkat konsumsi masyarakat, perdagangan lokal juga berjalan baik. Untuk ekspor-impor, atau perdagangan lintas batas, diawal-awal sempat terkendala namun dengan berbagai pendekatan akhirnya dapat berjalan lagi,” ulas Irianto.

Diuraikan, sumber pertumbuhan ekonomi Kaltara yang tertinggi adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan sumbangan sebesar 0,48 persen. Sementara itu, secara Q to Q, sumber perekonomian tertinggi pada triwulan II-2020 adalah administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib dengan sumbangannya sebesar 0,22 persen. 

Sementara itu, di masa adaptasi kebiasaan baru memaksa siapa pun menyiapkan skenario terburuk hingga pandemi bisa dikendalikan. Namun, sambil menunggu itu, ketidakpastian akan selalu muncul. Meski begitu, sektor ekonomi yang paling terpukul tidak bisa berhenti. Harus segera diambil langkah strategis untuk menghadapinya. ”Era adaptasi baru pun dijajaki demi menghadapi ketidakpastian. Kaltara memilih mengedepankan isu tentang SDM dan menjadi fokus pembangunan,”Kata Gubernur H Irianto Lambrie.

Pemprov pun telah menyiapkan sejumlah langkah. Di antaranya, sejalan dengan keingininan pemerintah pusat untuk menjaga daya beli masyarakat dengan tetap melibatkan ekonomi  sektor  riil. Caranya dengan memberikan stimulus pelaku UMKM di lima kabupaten/kota sebesar Rp1,5  miliar   serta menyelenggarakan program bantuan tunai dan mempermudah realisasi subsidi ongkos angkut  barang  dan penumpang baik udara dan air sebesar Rp23,1 miliar. Sambil terus melakukan diversifikasi sumber pertumbuhan emonomi, mendorong hilirisasi dan pelaku ekonomi kreatif untuk terus berkreasi. ”Selain stimulus pada UMKM, juga memberikan pelatihan peningkatan kemampuan teknologi dan pemasaran, pembinaan pelaku industri kecil serta akses ke market place,” ucapnya.

Struktur ekonomi Kaltara yang lapangan usaha didominasi lima lapangan usaha utama, yaitu pertambangan dan penggalian; pertanian, kehutanan, dan perikanan; konstruksi; perdagangan besar dan eceran; serta transportasi dan pergudangan. Sementara itu, sektor dan komoditas andalan dan daya saing besar bagi Kaltara ada di pertambangan (batu bara), pertanian (kepala sawit/cpo), perikanan (udang dan rumput laut), kehutanan (kayu lapis).

Jika berkaca pada tujuh tahun belakangan sejak awal Kaltara berdiri, pembangunan banyak yang telah dirampungkan. Maka rasanya Irianto layak merasa optimistis, lima sektor manufaktur yang telah ditetapkan berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0 Kementerian Perindustrian (Kemenperin), yakni Industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, serta kimia mampu dijalankan. Peluang dari pembangunan KIPI, misalnya, bisa membangkitkan industri otomotif. Khususnya untuk pengembangan mobil listrik, di mana salah satu klaster industri di KIPI Tanah Kuning berencana dibangun pabrik baterai litium untuk mobil listrik. Dengan memanfaatkan bahan baku bauksit yang berlimpah di Kaltara.

Selain itu, pembangunan industri makanan dan minuman ditargetkan menjadi kekuatan manufaktur besar di ASEAN. Kelapa sawit, dengan ragam produk turunan yang dimiliki sebagai basis produk makanan dan minuman, sangat melimpah. Luas peruntukan lahan perkebunan seluas 808.900 hektare diyakini mampu menghasilkan CPO sebanyak 827.173 ton per tahun, lebih dari dua kali lipat dari realisasi saat ini mencapai 206.793 hektare. ”Dua industri ini akan didukung energi listrik dari PLTA Kayan. Kami harap menaikkan daya saing,” katanya.(humas)

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here