KAYANTARA.COM, TARAKAN – Rilis tahunan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara menyebutkan hingga Desember 2020 Kaltara mengalami inflasi sebesar 0,12 persen.
Rilis KPwBI Kaltara yang diterima Kayantara.com, Desember 2020, Kota Tarakan mengalami inflasi sebesar 0,13 persen (mtm) sedangkan Kota Tanjung Selor mengalami inflasi sebesar 0,05 persen (mtm) dan sekaligus menjadi kota dengan inflasi terendah pada Desember 2020. Dengan kondisi tersebut, Kalimantan Utara pada Desember 2020 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm).
Hal ini berbeda dengan pola historis tahunan yang menunjukkan pada akhir tahun Kaltara cenderung mengalami inflasi yang tinggi. Inflasi yang didorong oleh adanya penurunan komoditas angkutan udara di tengah adanya tekanan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi tahunan Provinsi Kaltara pada periode Desember 2020 sebesar 1,32 persen (yoy) atau berada di bawah kisaran sasaran inflasi 3,0 persen kurang lebih 1 persen (yoy).
Rendahnya inflasi Provinsi Kaltara pada bulan Desember 2020 bersumber dari rendahnya tekanan kelompok transportasi di tengah adanya tekanan kelompok lain. Kelompok transportasi tercatat deflasi sebesar -1,14 persen.
Sementara itu, kelompok lainnya yaitu makanan, minuman, dan tembakau serta perumahan, listrik, air dan bahan bakar mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,03 persen (mtm) dan 0,03 persen (mtm).
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau pada Desember 2020 mengalami inflasi sebesar 1,03 persen (mtm). Lima komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan (mtm) antara lain, daging ayam ras 0,26 persen, telur ayam ras 0,05 persen, cabai rawit 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen dan cabai merah 0,02 persen. Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan (mtm) terbesar yaitu sawi hijau -0,04 persen, ikan layang -0,02 persen dan kangkung -0,02 persen.
Di sisi lain, dari kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau khususnya daging ayam ras mengalami kenaikan. Hal itu dipengaruhi terbatasnya pasokan di tengah permintaan masyarakat yang relatif meningkat di periode akhir tahun 2020. Secara tahunan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi sebesar 1,38 persen (yoy).
Sementara itu, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, Dan Bahan Bakar Lainnya pada Desember 2020 tercatat sedikit mengalami peningkatan. Secara tahunan, kelompok tersebut mencatat inflasi sebesar 1,02 persen (yoy).
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, Dan Bahan Bakar Lainnya pada bulan Desember 2020 mengalami inflasi sebesar 0,03 persen (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi adalah Semen. Komoditas kayu balokan memberikan andil inflasi 0,001 persen (mtm) sehubungan dengan meningkatnya penggunaan kayu untuk membuat bangunan dan renovasi rumah di wilayah Kaltara.
Terjaganya harga pada bulan Desember 2020 utamanya didorong rendahnya tekanan pada kelompok transportasi khususnya tarif angkutan udara. Penurunan tarif terjadi pada Desember rendahnya demand yang disebabkan banyaknya dokumen yang harus dilengkapi ketika masyarakat akan bepergian menggunakan angkutan udara.
Lebih lanjut, kebijakan pemerintah yang mengurangi jadwal cuti bersama dan diberlakukannya PSBB kembali di beberapa daerah juga menjadi penyebab dari banyaknya masyarakat yang membatalkan rencana untuk melakukan perjalan liburan di akhir tahun 2020.
Ke depan, inflasi akan tetap dijaga sehingga berada pada sasaran inflasi 2021, yaitu 3,0 persen. Untuk itu, koordinasi antara Pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus diperkuat dalam menghadapi sejumlah risiko yang dapat mendorong kenaikan harga. (kyt)