KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – Mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara), Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kaltara menggelar rapat koordinasi dalam rangka pembentukan Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) tingkat Provinsi Kaltara pada Kamis (20/1).
Wakil Gubernur Dr. Yansen TP, M.Si turut mengikuti rangkaian acara yang dihadiri juga oleh pengurus BAMAG dari Kabupaten/Kota se-Kaltara serta pimpinan sinode wilayah Kaltara.
Dalam sambutannya ia menyampaikan antusiasme atas pembentukan BAMAG tingkat provinsi ini. Yansen mengatakan bahwa sudah sewajarnya gereja ikut andil mengiringi pemerintah dalam menjalankan tugasnya.
“Tentu sudah sewajarnya gereja berperan untuk mengawal, mengiringi, bahkan menopang pemerintah dalam melaksanakan tugasnya,” ungkapnya.
Wagub Yansen juga menambahkan dengan pembentukan BAMAG ini, ia berharap agar seluruh gereja bisa menjalankan tugas dan amanatnya di tengah masyarakat serta menjadi perekat persatuan dan kebersamaan bagi seluruh umat beragama di Kaltara.
“Persoalan yang kita hadapi tidak hanya terjadi di dalam gereja, tetapi juga bisa terjadi di antar gereja bahkan antar agama, oleh sebab itu peran BAMAG yang kita harapkan adalah peran yang mampu menjembatani, menyatukan prinsip-prinsip nilai hidup yang kita yakini untuk bisa menyatu dengan nilai hidup masyarakat daerah kita,” jelasnya.
Selain itu, Wagub Yansen juga berharap BAMAG bisa membawa angin segar di Kaltara, menjadi pelopor organisasi yang bisa berjalan dengan normal dalam artian mampu menjadi organisasi yang bisa membangun karakter serta perilaku umatnya.
“Jangan hanya menjadi sebuah wadah, tetapi juga menjadi nilai yang bisa membangun karakter umat beragama,” ujarnya.
Kepala Bidang Bimas Kristen, Uluk Ujung ketika mewakili Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kaltara juga menyampaikan hal serupa, ia mengatakan pembentukan BAMAG ini sangat penting sebagai ruang mediasi, baik antar gereja maupun dengan pemerintah.
“Karena gereja-gereja di Kaltara belum memiliki tempat untuk berembuk bersama, tempat untuk berkoordinasi, dan tempat untuk bertukar pikiran terkait dengan pelayanan, serta wadah untuk bermediasi dengan pemerintah,” katanya.
“Jika tidak ada wadah ini, maka kita (gereja, red) akan berjalan masing-masing, kalau kita berjalan masing-masing, maka itu akan membuat kekuatan kita melemah. Penting bagi kita untuk bersinergi, jadi tempat untuk bersinergi adalah dengan memiliki satu wadah yang pada hari ini akan dibentuk,” pungkasnya. (gg/dkispkaltara)