KAYANTARA.COM, NUNUKAN – Pelabuhan Ferry Desa Samenre Semaja Seimanggaris Kabupaten Nunukan akhirnya kembali beroperasi. .
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Nunukan Abdul Khalid menerangkan beroperasinya kembali pelabuhan tersebut setelah ada kesepakatan oleh warga.
“Alhamdulillah dalam Musrenbang semua pihak menyepakati untuk beroperasi lagi. Termasuk pihak keluarga yang awalnya tidak setuju,” katanya, Selasa (15/2/2022).
Untuk diketahui,, pelabuhan rute Seimanggaris – Nunukan itu sempat tak beroperasi lantaran ditolak oleh sekelompok warga setempat
Penolakan sejumlah warga terhadap pelabuhan itu lantaran akses menuju pelabuhan melewati lahan perkebunan kelapa sawit.
“Lamanya berhenti beroperasi ada mungkin sekitar tiga tahun. Ada warga yang menolak, karena lahan kebun sawitnya harus terkorban dengan adanya akses jalan. Mereka minta ganti rugi. Tapi kita lakukan pendekatan dan menjelaskan dampak adanya pelabuhan ini, akhirnya dia bisa menerima,” ujarnya.
Dikatakan Khalid, pada awal 2021 seyogyanya dermaga tersebut dapat difungsikan, bahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan telah mendapat anggaran subsidi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI guna melayani penyebarangan tersebut.
Namun, masih adanya penolakan itu, maka anggaran yang telah diserahkan kepada Pemkab Nunukan terpaksa dikembalikan ke Negara.
“Kita akan kembali bersurat ke Jakarta lagi. Untuk menyampaikan kesepakatan ini dan kembalinya beroperasi pelabuhan itu,” jelasnya.
Pemerintah, kata dia, akan segera mengusulkan kembali agar ada kebijakan subsidi ongkos angkut (SOA) penumpang maupun barang rute Seimanggaris – Nunukan.
“Kita sudah dapat. Sudah ada kapal KM Manta II untuk penyebrangan perdana. Untuk jadwalnya, sekali dalam setiap minggu tepatnya pada (hari) Senin. Tapi kemungkinan, aka nada dua kali penyebrangan dalam seminggu sambil menunggu perbaikan KM Manta,” ungkapnya.
Kepala Desa Samenre Semaja, Rosni menyampaikan, terbukanya akses kapal Ferry rute Semaja – Nunukan memang menjadi harapan masyarakat.
Karena dengan adanya akses tersebut, tidak hanya berdampak pada masyarakatnya, melainkan seluruh wilayah yang masuk dalam Kabudaya.
Bahkan, lanjut Rosni, akses jalan menuju pelabuhan itu menggunakan anggaran swadaya masyarakat untuk perbaikan jalan.
“Kami dengan beberapa warga urunan (mengumpulkan anggaran) untuk perbaikan jalan menuju pelabuhan. Karena ini memang sudah menjadi harapan kita sejak dulu,” jelasnya. (kt3)