Ekspor Perikanan Kaltara 2022 Turun, BKIPM: Arab Saudi Punya Potensi Besar untuk Bandeng

Muhammad Roy Pahlevi

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu serta Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Tarakan, Kalimantan Utara, mencatat ekspor hasil perikanan dan kelautan tahun 2022 ke luar negeri mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

Kepala BKIPM Tarakan melalui Sub Koordinator Pengawasan Pengendalian dan Informasi, Muhammad Roy Pahlevi mengatakan hingga 12 Desember 2022 total nilai ekspor hasil perikanan dan kelautan dari Kaltara ke luar negeri tercatat Rp1,69 triliun.

Sementara volume ekspor hasil perikanan dan kelautan pada 2021 lalu yakni Rp1,91 triliun.

“Rata-rata menurun 9 sampai 10 persen untuk data harian. Meski begitu, penurunannya masih tergolong normal karena tidak signifikan,” ungkapnya usai menghadiri Media Gathering BKIPM Tarakan, Selasa (13/12).

Menurutnya, penurunan volume maupun nilai ekspor perikanan dan kelautan Kaltara sepanjang 2022 disebabkan kondisi global yang tak menentu.

“Permintaan tergantung kondisi global, walaupun kita punya stok barang sesuai dan ada, tapi kalau negara yang ekspor tidak meminta atau tidak dalam kondisi yang baik ya percuma juga. Ini penyebabnya,” terangnya.

Selain itu, lanjut Roy, dampak wabah Covid 19 juga masih mempengaruhi kondisi ekspor di sejumlah negara. Khususnya China.

Adapun komoditas ekspor perikanan dan kelautan Kaltara paling dominan adalah kepiting, udang, ikan bandeng dan ikan segar lainnya.

Tujuan eskpor perikanan dan kelautan Kaltara di antaranya Jepang, Malaysia, Amerika Serikat, Taiwan, China dan beberapa negara lainnya.

“Potensi ekspor perikanan dan kelautan Kaltara saat ini adalah Jepang paling dominan. Namun ke depannya Arab Saudi punya potensi besar khususnya untuk ikan bandeng,” pungkasnya. (kyt)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here