KAYANTARA.COM, TANA TIDUNG – Jalan poros yang menghubungkan Desa Bebatu kondisinya saat ini banjir dan sangat dikeluhkan warga sekitar.
Di mana saat ini jalan tersebut selain rusak juga banjir dan tak jarang pengendara harus turun mendorong kendaraanya.
Saat ini jalan tersebut yang dulunya hanya ditempuh 45 menit dari bundaran HU, sakarang karena berlubang dan banjir bisa ditempuh hampir 2 jam sampai ke Desa Bebatu.
Selain itu, banyak nya truk sawit yang melintas membuat jalan tersebut tambah parah, meski jalan tersebut sampai sekarang belum diaspal seharusnya pemerintah bisa melarang truk besar memakai jalan tersebut.
Salah satu pengendara roda empat Abdi (35) sangat mengeluhkan jalan tersebut, bagaimana tidak jalan tersebut yang ia lalui setiap harinya untuk mencari nafkah keadaanya rusak dan banjir.
“Ini jalan bukan tambah bagus, apalagi dalam beberapa hari hujan terus dan akibatnya jalan tersebut banjir parah jika tidak hati-hati bisa masuk ke kanal yang ada disamping jalan,” ujar Abdi.
Ia menjelaskan, sebagai warga Desa Bebatu ia sangat mengeluhkan kondisi jalan yang membuat kendaraanya sangkut bahkan sampai amblas. Karena jalan tersebut menghubungkan antara Desa Sengkong, Desa Bebatu Supa dan Desa Bandan Bikis.
“Bagaimana tidak rusak dan berlubang, kalau truk sawit selalu melewati jalan ini. Bayangkan aja muatanya berton ton ya pasti rusak lah jalan,” jelasnya.
Selain itu, jalan tersebut juga sering dilalui para anak sekolah yang bersekolah di Kecamatan Sesayap Hilir, tepanya di Desa Sesayap.
“Setidaknya di perhatikan lah jalan poros ini, yang harus di pikirkan nanti ada yang sakit mau berobat ke Tideng Pale belum lagi ada anak-anak mau turun sekolah. Ya, kami harapkan dipercepat kalau mau perbaiki,” keluhnya.
Sahriah pengendara lainya juga mengeluhkan hal yang sama, di mana ia ketika hendak masuk ke Desa Bebatu harus turun dari motor dan berjalan melewati jalan banjir.
“Saya sebenaranya malas kalau harus masuk ke Desa Bebatu, karena jalannya rusak dan berlubang. Tadi saya turun dari motor dan jalan melewati banjir,”katanya.
Selain was-was bahaya banjir dan mobil amblas,ia pun takut karena jalan terendam air bisa-bisa ada buaya yang naik ke badan jalan yang tidak diketahui.
“Jalan bebatu ini kan kanal, sudah dua orang di terkam buaya di sana. Apalagi jalan terendam air bisa saja tanpa kita ketahui ada buaya makanya resiko nya besar ketika jalan ini banjir,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat(DPUPR) KTT, Hadi Haryanto mengatakan tahun ini jalan di sekitaran lokasi Puspem dan jalan poros Desa Bebatu juga akan segera dilakukan pengaspalan.
“Memang yang utama itu Jalan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Insya Allah akan segera di mulai tahun ini,” kata Hadi.
Selain itu, ia juga menjelaskan jalan menuju Bundaran HU, menuju Desa Sengkong dan Jalan Desa Sengkong menuju Desa Bebatu juga akan dilakukan pengaspalan.
“Untuk total jalan itu sekitar 24 Kilometer, kalau untuk jalan yang menuju ke desa-desa itu akan dikerjakan pada tahun 2023 nanti,”pungkasnya. (Iko)