KAYANTARA.COM, TARAKAN – PT Phoenix Resources International (PRI) melalui program Community Development menggelar Focus Group Discussion atau FGD guna menggali serta mengenali potensi sosial ekonomi di Kelurahan Juata Permai, Kecamatan Tarakan Utara, Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. Acara diskusi ini dipusatkan di Aula Kantor Kelurahan Juata Permai selama dua hari, yakni sejak tanggal 7 hingga 8 November 2023.
Peserta FGD berasal dari seluruh Ketua RT di kelurahan setempat, perwakilan Kelompok Tani, Kelompok Nelayan, Kelompok Pemuda, Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan unsur pemerintah. Serta turut hadir juga Bhabinkamtibmas dan Babinsa.
Termasuk sejumlah kader Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluaraga (TP PKK) Kelurahan Juata Permai dan perwakilan warga dari seluruh RT masing-masing juga hadir dalam FGD tersebut.
Ari Ristanti selaku Community Development PRI menyampaikan FGD ini bagian dari langkah pemetaan sosial yang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan gambaran kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat. Baik berwujud potensi yang dapat dikembangkan maupun masalah sosial yang sedang berkembang.
“Pemetaan sosial ini dapat dijadikan dasar oleh perusahaan untuk membuat program – program maupun kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat. Pemetaan sosial ini dilakukan dibulan Oktober sampai November 2023, yang mana salah satu rangkaiannya adalah melakukan FGD dengan perwakilan warga, kelompok dan pemerintah,” jelasnya.
Dari hasil diskusi ini telah terangkum bahwa Juata Permai banyak memiliki potensi sosial ekonomi yang perlu dikembangkan. Begitu juga dengan beberapa masalah yang harus dituntaskan. Namun ada enam potensi sosial ekonomi yang menjadi perhatian warga.
Yaitu masih banyaknya lahan tidur potensial untuk dimanfaatkan sebagai lokasi perkebunan dan peternakan, pengembangan sarana dan prasarana olahraga, pengembangan kegiatan positif untuk pemuda, pengembangan usaha kelompok, dukungan kegiatan pelatihan keterampilan untuk masyarakat maupun pengembangan sumber daya alam sektor perikanan serta lainnya.
“Banyak potensi yang ada di Juata Permai ini, tapi untuk mengembangkannya selalu terkendala berbagai masalah, utamanya adalah persoalan dana. Seperti aktivitas olahraga yang hampir semua dilakukan di masing-masing RT, sehingga perlu pengembangan sarana dan prasarananya. Begitu juga perlunya perhatian lebih untuk penghafal Alquran dan kehidupan ekonomi para guru ngaji untuk membangun karakter yang baik untuk generasi penerus,” ujar Mardjoko salah satu peserta FGD.
Sementara mengenai masalah sosial struktural dan personal yang saat ini dihadapi warga selama ini adalah kasus kenakalan remaja, pencurian, kemiskinan, pengangguran, penyalahgunaan narkoba, kesehatan (stunting), dan disfungsi lembaga.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Juata Permai juga menjadi atensi khusus dalam FGD ini. Misalnya melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang diharapkan mendapat perhatian dan pendampingan serius guna mendongrak kehidupan perekonomian Juata Permai ke arah yang lebih baik.
“Usaha pengurangan angka stunting masih perlu dilakukan, karena angka stunting adalah program prioritas nasional, setiap bulannya ada kenaikan, itu terbukti pada kegiatan validasi stunting bulan ini potensi angka stunting menjadi 30-an, padahal sebelumnya hanya 20-an” tutur Rosidah, salah satu peserta FGD. (hms-pri)