Pemprov Bantu Rujuk ke RSUD Tarakan
KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – Bayi yang lahir secara sehat dan normal tentunya menjadi dambaan setiap orangtua.
Namun nasib baik nampaknya belum berpihak pada pasutri Jumadil (22 tahun), dengan Megawati (20), warga RT 16 Desa Buluh Perindu Kecamatan Tanjung Selor Hulu Kabupaten Bulungan.
Mereka harus menerima kenyataan pahit lantaran putri pertamanya tidak dapat buang air besar (BAB) lewat anusnya. Kondisi ini diketahui saat sudah berada di rumah usai dilahirkan dan dirawat di RSUD Soemarno Sosroatmojo Tanjung Selor selama empat hari.
“Empat hari setelah dilahirkan kami bawa pulang ke rumah bersama ibunya, delapan hari kemudian perut cucu saya membesar, dan dibawa ke dokter untuk kontrol, diperkirakan ada syarafnya yang tidak berfungsi,” jelas Mardiana, nenek bayi yang bernama Fitri Aulia Anjani tersebut kepada Kayantara.com, Rabu (1/7/2020).
Sehingga Fitri diharuskan kembali dirawat di RSUD Tanjung Selor untuk ditangani lebih lanjut dengan memasangkan selang di perut bayi mungil ini agar bisa BAB.
Di RSUD Tanjung Selor, Fitri sempat dirawat selama delapan hari. Hanya saja, saat dikonsultasikan ke dokter bedah, pihak rumah sakit menyarankan untuk dirujuk ke RSUD Tarakan.
“Karena bilang dokternya di rumah sakit Tanjung Selor tidak ada alatnya, jadi harus dirujuk ke Tarakan. Tapi kami tidak punya dana untuk dirawat ke RSUD Tarakan, apalagi di tengah Covid-19 ini yang harus pakai rapid test dan biaya lain-lain, jadi kami rawat secara tradisional saja di rumah,” ujarnya.
Beruntung, selama beberapa hari dirawat dengan obat-obatan tradisional di rumah, ada sekelompok petugas sosial dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menyambangi kediaman mereka.
Kedatangan mereka berniat untuk memberikan bantuan sosial berupa sembako terhadap warga yang terdampak Covid-19. Alhasil, kondisi Fitri terungkap oleh petugas sosial yang membagikan bantuan sosial pribadi dari Gubernur Kaltara Irianto Lambrie tersebut.
“Alhamdulillah Allah memberikan jalan buat cucu saya untuk dirawat ke Tarakan, sehingga kami dibantu untuk di rapid test dan biaya transportasi ke Tarakan,” kata Mardiana. Hari ini, bayi berjenis kelamin perempuan tersebut sudah berumur satu bulan satu minggu dan telah berada di Tarakan.
“Cuma hari ini tidak sempat berobat ke RSUD Tarakan karena polinya sudah tutup, jadi besok (Kamis) saja,” cetusnya.
Selama tidak dipasang selang melalui perut bayi tersebut, Mardiana menambahkan, sejatinya kondisi bayi ini sehat dan baik-baik saja, bahkan tidak juga rewel. Akan tetapi, perutnya terus membesar. “ASI (air susu ibu) teratur saja. Cuma kalau kekenyangan dia muntah,” katanya.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, Dedy Prasetya Noor, pada Dinas Kesehatan Kaltara, saat dikonfirmasi media ini.
Dikatakannya, bayi tersebut sudah sebulan tidak bisa BAB lewat anusnya. Sehingga harus dirujuk ke RSUD Tarakan.
“Kami rujuk ke RSUD Tarakan untuk bisa dilakukan penanganan cepat agar bisa dilakukan operasi. Sehingga tidak melalui selang lagi,” katanya. “Bayi tersebut ada lubang anusnya, tapi tidak bisa keluar. Saat ini bayi itu sehat dan baik,” sambung Dedy. (sur)