Zainal Silahturahmi dengan Tokoh Agama di Nunukan, Komitmen Perhatikan Rumah Ibadah

Calon gubernur Kaltara nomor urut 3 Zainal Arifin Paliwang saat berkampanye tatap muka dan dialog dengan para tokoh agama di Kabupaten Nunukan

KAYANTARA.COM, NUNUKAN – Calon gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) nomor urut 3, Drs. H. Zainal Arifin Paliwang, SH, M.Hum mendapatkan kesempatan bersilaturahmi dan tatap muka bersama para tokoh agama di Kabupaten Nunukan, Kamis (19/11).

Kehadiran Zainal A Paliwang juga untuk menyerap aspirasi masyarakat yang selama ini mengaku kurang mendapat perhatian dari pemerintah provinsi (pemprov).

Khususnya masalah rumah ibadah yang banyak terdapat di Nunukan baik di perkotaan maupun di daerah pedalaman.

Seperti halnya yang disampakan pendeta Kalef Rahamat bahwa sejauh ini apa yang diusulkan para pendeta di Nunukan sangat minim direspon oleh pemerintah. Sedangkan kegiatan ibadah selalu dilakukan setiap tahunnya.

Seolah-olah, kegiatan ibadah yang dilakukan warga Nunukan seperti dianaktirikan oleh pemprov. “Kami sudah berkali-kali mengajukan proposal keagamanan, tapi yang kami rasakan dan faktanya sangat miris, tidak ada bantuan yang kami dapatkan,” terang Pdt Kalef saat bersosialisasi dengan Zainal A Paliwang.

Belum lagi masalah kesejahteraan para pemuka agama, Pdt Kalef menuturkan selama ini belum ada bantuan atau insentif yang dirasakan para pemuka agama, khususnya para pendeta di Nunukan.

Padahal, pendeta juga bagian dari masyarakat Kaltara yang dapat membawa perubahan mental. “Jangankan pendeta, koster (petugas gereja) saja tidak dapat bantuan, kita pernah didata untuk bantuan Covid-19 tapi sampai sekarang tidak ada datang itu bantuan yang dijanjikan,” ucapnya kepada Zainal A Paliwang

Selain itu, Pdt Kalef juga berpesan, jika kelak terpilih menjadi gubernur Kaltara, para pendeta di Nunukan meminta kepada Zainal A Paliwang dan Dr Yansen TP, M.Si sebagai calon wakil gubernur Kaltara untuk lebih memperhatikan masalah minoritas dan mayoritas.

Mengingat, sejauh ini golongan minoritas di Nunukan sangat tidak diperhatikan, padahal negeri ini bukan negara minoritas atau mayoritas.

“Kaltara ini beragam suku, agama dan adat istiadat, dengan APBD dan sumber daya alam yang banyak, seharusnya bisa mensejahterahkan masyarakat Kaltara, bukan golongan tertentu saja diperhatikan,” tegasnya.

Sama halnya dengan Pdt Kalef, Matius selaku pemuka Agama dan aktivis gereja menambahkan bahwa bantuan untuk rumah ibadah khususnya gereja sangat minim dirasakan.

Hal ini dikarenakan pemerintah lebih menaruh bantuannya kepada gereja yang memiliki lahan dan bangunan bersertifikat.

“Di Nunukan ada 3 kategori gereja, ada pinjam pakai rumah warga, numpang lahan Inhutani dan bersertifikat sendiri, yang dapat bantuan malah gereja bersertifikat, sedangkan gereja pinjam pakai rumah warga dan lahan Inhutani tidak pernah dapat bantuan,” sebut Matius.

Ia berharap apabila Zainal-Yansen yang disingkat ZIYAP menjadi gubernur dan wakil gubernur Kaltara dapat memperhatikan nasib gereja di Nunukan.

Setidaknya, ada bantuan untuk renovasi, perlengkapan gereja sepertin kursi, soundsystem dan lainnya. Karena selama ini bantuan yang didapat hanya swadaya dari masyarakat sekitar.

“Kami sadar tidak mungkin minta pembebasan lahan untuk pembagunan gereja, karena hal itu banyak regulasi yang dilewati, paling tidak ada bantuan lainnya untuk gereja kami baik di kota dan pedalaman Nunukan,” harapnya.

Menyikapi keluhan para tokoh agama khususnya pendeta di Nunukan, Zainal A Paliwang memastikan untuk lebih memperhatikan nasib rumah ibadah dan pemuka agama di Nunukan.

Caranya, dengan memberikan bantuan Rp200 miliar kepada kabupaten dan kota di Kaltara yang kemudian dana tersebut dikelolah Bupati atau Wali Kota. “Dalam program kerja ZIYAP kita akan gelontorkan dana kepada bupati dan wali kota hingga Rp200 miliar, dana itu kemudian dialokasikan juga untuk kegiatan ibadah dan lainnya,” tutup Zainal di hadapan para tokoh agama di Nunukan. (adv)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here