Dukung Zainal-Yansen karena Warga Perbatasan juga Butuh Perubahan

Calon gubernur Kaltara nomor urut 3 Drs H Zainal Arifin Paliwang saat kampanye tatap muka dan dialog dengan warga Desa Tabur dan Srinanti.

KAYANTARA.COM, NUNUKAN – Dukungan bagi pasangan Cagub-Cawagub Kaltara nomor urut 3 Drs H Zainal Arifin Paliwang, SH, M.Hum-Dr Yansen, M.Si datang dari masyarakat Desa Tabur Lestari dan Srinanti, Kecamatan Sei Semenggaris, Nunukan.

Kedua desa ini berada di wilayah perbatasan Malaysia, warganya sangat membutuhkan perubahan karena selama ini tidak pernah mendapatkan sentuhan dari Pemprov Kaltara. Kebutuhan masyarakat yang diinginkan adalah infrastrukfur yang memadai, air bersih, listrik dan lain sebagainya.

“Yang kami lihat hanya pembangunan di daerah tertentu saja, di perbatasan ini khususnya di Desa Tabur Lestari, Kecamatan Sei Semenggaris tidak pernah tersentuh pembangunan,” terang Zulkarnain, salah satu warga Desa Tabur Lestari.

Saat ini, kata Zulkarnain, selama ini warga Desa Tabur Lestari hanya mengandalkan jalanan milik perusahaan kelapa sawit sehingga sangat membutuhkan pembangunan jalan. Selain itu, warga juga menginginkan ketersediaan air bersih yang sampai sekarang ini belum pernah masuk ke Tabur Sari.

“Kami sadar, Tabur Lestari masuk di wilayah perusahaan sawit sehingga sulit dibuatkan jalan, paling tidak ZIYAP jika terpilih bisa berkomunikasi dengan pihak perusahaan untuk pembangunan jalan melalui dana CSR,” harap dia.

Demikian halnya juga diharapkan warga Desa Srinanti. Firman menuturkan, warga di desanya mendukung pasangan Zainal-Yansen atau ZIYAP karena jenuh dengan pemerintah provinsi saat ini, yang kurang memperhatikan nasib warga di Desa Srinanti. Padahal, desanya sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah.

“Sudah lama kami di desa ini bermukim tapi tidak pernah ada pembangunan, jangankan pembangunan datang ke desa kami saja tidak pernah datang,” tegas Firman.

Selain menginginkan perubahan, warga Desa Srinanti juga mengidamkan jaringan listrik 24 jam dan telekomunikasi yang memadai.

Mengingat, selama ini jaringan listrik yang masuk di desanya hanya menyala pada malam hari hingga pagi. Begitu juga dengan kondisi jaringan telekomunikasi yang masih bermasalah. “Jaringan telemomunikasi yang kadang hilang dan kadang nyambung,” ungkap dia.

“Kan kita ini beranda terdepan, tapi masa kalah sama negara tetangga yang terang benderang, masalah telekomunikasi pun begitu membuat warga kesulitan menghubungi keluarganya di daerah lain,” pungkas dia. (adv)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here