KAYANTARA.COM, MALINAU – Kepala Dinas Kesehatan PPKB Malinau dr.John Felix Rundupadang mengaku masih ada satu kegiatan fisik yang belum mencapai 100 persen, yaitu pembangunan puskesmas long sule.
“Prinsipnya kegiatan-kegiatan yang sifatnya operasional non fisik memang sudah terelasasi sebelum November lalu. tetapi yang fisik masih ada satu kegiatan yaitu penyelesaian puskesmas long sule,” ujar John, beberapa hari lalu.
Kendati demikian, John berharap di akhir tahun ini penyelesaian pembangunan puskesmas long sule dapat dikejar dan dikebut oleh pihak ketiga. “Kita berharap di akhir tahun ini tidak ada kendala dan pengiriman material yang mungkin tidak diperhitungkan bisa secepatnya tiba,” katanya.
Sejauh ini, kata John, progres pembangunan sudah mencapai 70 persen. Hanya tinggal perhitungan kebutuhan finisihing saja yang masih dikerjakan oleh pihak ketiga. “Dan memang wilayah long sule dengan daerah lain sangat berbeda wilayahnya. Sehingga memang untuk memasukkan barang material membutuhkan waktu. Karena itu, kita juga sering mengingatkan kepada pengawas agar kontraktor terus diingatkan untuk kebutuhan-kebutuhan mengingat tersisa satu bulan pengerjaan lagi,” jelas dia.
Dia menegaskan yang masih dikejar dalam 50 hari ke kedepan itu kurang lebih 30 persen lagi. “Dan memang sudah 70 persen yang sudah dikerjakan. meski ditengah pandemic Covid-19 ini,” katanya.
Berkaitan dengan adendum, kata John, tentu pihaknya melihat dari penilaian dalam pekerjaan tersebut. “Jadi kita belum bisa pastikan apakah ada adendum. Kita lihat dari penilaian terlebih dahulu. Atau bisa langsung pemutusan kontrak. tergantung dari prestasi pihak ketiga dalam mengerjakannya,” jelasnya.
Kendati begitu, lanjut John, keterlambatan dalam progres pembangunan puskesmas long sule ini dikarenakan keterbatasan penerbangan. Apalagi diawal-awal pekerjaan sempat mengalami gangguan. “Tentu itu sudah menjadi resiko dari pekerjaan kita. Baik dari pelaksana, maupun kontraktor sebagai pelaksana pekerja di lapangan. Jadi memang harus disiasati sehingga waktu bisa dimaksimalkan,” katanya.
John menambahkan, untuk di tahun 2021 mendatang pihaknya juga akan lebih fokus pada kegiatan non fisik. Terutama dalam pemberian akreditasi kepada setiap puskesmas yang ada di Malinau. “Kurang lebih 10-12 puskesmas nantinya akna menjalani proses akreditasi di tahun 2021 nanti,” katanya.
Walaupun ditengah pandemi, menurut John, kegiatan penilaian terhadap puskesmas tidak seharusnya terhenti begitu saja. Namun, penilaian itu dapat dilakukan dengan cara virtual dan lain sebagainya. “Jadi pemerintah tidak ingin menunda-nunda terus kegiatan penilaian akreditasi puskesmas ini. Jadi bisa dilakukan virtual dan tatap mua. Agar kualitas bisa terjaga meski ditengah pandemic Covid-19. Terpenting itu, kita harapkan kualitas pelayanan kesehatan tetap terjalan jangan menurun,” pungkasnya. (adv)