KAYANTARA.COM,TARAKAN-Kaum muda Kristen Tarakan menyikapi kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral Kota Makassar pada 28 Maret 2021.
Yaitu dengan mendatangi Mako Kantor Polres Tarakan di Jalan Yos Sudarso, Selasa (30/3). Kaum muda ini tergabung dalam Badan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Biro Pemuda Badan Musyawarah Antar
Gereja (Bamag).
Kedatangan mereka disambut baik oleh Wakil Kepala Polres Tarakan, Kompol Andreas Nurcahyo, didampingi Kabag Ops AKP Ariantoni Utama Bangalino, S.H., S.I.K.
“Kedatangan rekan-rekan memberi semangat bagi kami untuk terus melayani masyarakat. Tentu kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar menjadi keprihatinan kita semua, dan pihak kepolisian telah menyelidiki jaringan teroris tersebut,” sambutnya kata Andreas Nurcahyo.
Andreas mengungkapkan hasil penyelidikan Polri, pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina.
“Pelakunya terdeteksi afiliasi dari kelompok JAD. Kelompok tersebut tidak miliki struktur sehingga agak sulit terpantau. Mereka selalu beragam pola untuk melakukan teror,” imbuhnya di depan 10 orang kaum muda Kristen tersebut.
Andreas memastikan pihaknya akan meningkatkan pengamanan di daerah tempatnya bertugas dengan selalu sinergi dengan masyarakat.
“Masyarakat tak perlu khawatir, dari sebelumnya kami telah intens menerjunkan personil polisi untuk mengamankan Sholat Jumat, Ibadah Minggu dan peribadatan agama lainnya. Menjelang paskah ini kami akan melakukan pengamanan yang lebih dari sebelumnya,” ungkap Andreas.
Dirinya berharap GMKI dan Pemuda BAMAG Nasional mampu mengajak pemuda Gereja untuk turut menciptakan keamanan saat berlangsungnya ibadah atau kegiatan di Gereja, pasalnya jemaat gereja yang lebih memahami orang yang dikenal saat ibadah.
Sedangkan, Ketua Biro Pemuda BAMAG Nasional Kota Tarakan, Kristianto Triwibowo berharap Polres Tarakan mampu melipat gandakan pengamanan. Pasalnya Kota Tarakan merupakan daerah transit. “Kalimantan Utara merupakan daerah perbatasan dan Kota Tarakan sebagai daerah transit yang strategis. Marak sekali keluar masuknya orang dari lintas daerah dan negara, sehingga beragam juga aktifitas yang diketahui maupun tidak diketahui,” tegas mantan Ketua GMKI Cabang Tarakan M.B 2018-2020 itu.
Kemudian, mantan Sekretaris Umum BEM Universitas Borneo Tarakan (UBT) itu mendukung upaya TNI/Polri untuk memperkuat pengamanan.
“Sebaiknya kepolisian memiliki pola-pola pengaman yang adaptif di daerah ini. Karena dinamis sekali aktifitas disini. Saya masih ingat Kasat Intelkam Polres pernah menyampaikan bahwa Tarakan sebagai lalu lintas orang-orang dalam pantauan khusus mereka, sehingga ini bisa ditindaklanjuti dengan memperkuat pengamanan,” lanjut pria yang akrab disapa Kris.
Selain itu, dirinya yang mewakili organisasi kepemudaan gereja juga meminta pengamanan yang intensif dan humanis saat perayaan Paskah dan memasuki Bulan Suci Ramadhan.
Sama halnya dengan Ketua GMKI Cabang Tarakan, William Rizky Tonapa menerangkan agar kepolisian bisa lebih perkuat sistem pengamanan, jangan sampai kecolongan lagi karena aksi teror di rumah ibadah berulangkali terjadi dan merugikan komponen bangsa.
“Jadi tidak hanya fokus dalam hal penindakan, jadi proses pencegahan juga harus ada. Sebelum terjadi kejadian, harusnya ada proses mencari tahu kembali lalu mengantisipasi,” tutur William.
William menyatakan pihaknya akan sinergi dengan kepolisian dalam menciptakan Kamtibmas.
“Kedatangan kami bukanlah sebuah ketakutan atau kekhawatiran. Melainkan upaya ini untuk terus menggalangkan bahwa masyarakat bersatu melawan terorisme,” sambungnya.
“Untuk itu kami akan geraki kader-kader kami untuk menebarkan kondusifitas, menepis rasa takut, menyebarkan informasi akurat agar masyarakat tak terprovokasi terutama ini menjelang Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah,” tuntasnya. Pertemuan tersebut di moderatori oleh Sekretaris GMKI Cabang Tarakan, Agung Wiranto yang dihadiri oleh Pengurus Komisariat dan kader-kader GMKI. (pri)