KAYANTARA.COM, TIDENG PALE – Kebutuhan pangan di Indonesia saat ini masih tergolong cukup. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan kedua 2020, Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian tumbuh 16,24 persen.
Pada triwulan III dan IV, PDB pertanian tumbuh masing-masing 2,15 persen dan 2,59 persen. Sektor ini mampu menjadi penyelamat memburuknya resesi ekonomi nasional.
Namun lambat laun, pangan akan menjadi masalah besar jika terjadi penurunan produksi pertanian dan kurangnya lahan pertanian produktif akibat perluasan pemukiman. Diverifikasi tanaman adalah salah satu solusi dan upaya penganekaragaman jenis usaha tanaman untuk menghindari ketergantungan pada salah satu jenis tanaman.
Terbatasnya pemanfaatan lahan produktif untuk pertanian merupakan salah satu penyebab diberlakukannya diversifikasi pertanian.
Selain itu, tanah-tanah pertanian yang terlalu lama ditanami, lambat laun juga akan mengalami penurunan kualitas, baik dari kandungan nutrisi tanah. Bahkan sampai mengurangi kemampuan tanah dalam penyediaan air dan unsur hara.
JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris (JOB Simenggaris) mengadakan pelatihan perbanyakan tanaman secara vegetatif melalui metode cangkok dan okulasi selama dua hari di Kecamatan Tana Lia, pada 5 – 6 November 2021.
Pelatihan ini merupakan upaya menyebarluaskan cara-cara perbanyakan tanaman. Selain itu juga bertujuan meningkatkan motivasi dan pemahaman kepada kelompok tani tentang penganekaragaman jenis usaha tanam pangan masyarakat berupa perbanyakan tanaman buah secara vegetatif.
“Ketahanan pangan adalah suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perorangan untuk dapat hidup sehat,aktif dan produktif secara berkelanjutan. Salah satu indikator ketahanan pangan adalah presentase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran untuk pangan 65% dari total pengeluaran,” kata Community Development JOB Simenggaris Joehar Borgot Simanjuntak dalam sambutannya membuka acara pelatihan di Tana Lia, Jumat (5/11/2021).
Oleh karenanya, pria yang akrab disapa Pak Borgot ini menekankan pentingnya keberadaan dan peran vital petani dalam memproduksi bahan pangan, guna memenuhi kebutuhan sendiri minimal produksi untuk kebutuhan desa.
“Bisa dibayangkan, kalau petani jagung, petani buah atau petani sayuran tidak mau bertani, bisa dipastikan akan ada krisis pangan hebat di negara kita. Maka dari itu, bulatkan tekat, niatkan dan tanamkan dalam benak kita untuk menjadikan sektor pertanian menjadi unggul dan terdepan,” katanya.
Pelatihan ini kami berikan kepada masyarakat agar kelompok tani di Kecamatan Tana Lia agar mampu menyediakan dan memproduksi bibit buah-buahan unggul dari hasil perbanyakan vegetatif sehingga diharapkan Kecamatan Tana Lia dapat menjadi sentra penangkaran bibit unggul dan bahkan dapat menjadi sentra penghasil buah-buahan guna memenuhi kebutuhan terutama kebutuhan pangan masyarakat,” tutup Borgot. (pri)