KAYANTARA.COM, TARAKAN – Ratusan mahasiswa di Tarakan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kecil (AMK) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Tarakan, Kamis (24/2/2022).
Aksi ini dilakukan AMK sebagai bentuk kekecewaan terhadap refleksi kinerja selama dua setengah tahun anggota DPRD Tarakan, yang dinilai tidak dapat menjalankan fungsi pokoknya yaitu legelasi, anggaran dan pengawasan.
Unjuk rasa yang semula berjalan lancar dan aman yang dilakukan AMK, menjadi ricuh. Bahkan, sempat terjadi aksi dorong-dorongan antara petugas kemananan dan para demonstrasi, yang hendak menyampaikan aspirasinya.
Alhasil aksi unjuk rasa ini sempat viral di media sosial (medsos), bukan karena unjuk rasa berujung ricuh, melainakan adanya komentar yang diduga bernada menyinggung dan mendeskriditkan para mahasiswa yang ikut berdemo.
Terkait hal tersebut, beberapa perwakilan mahasiswa pun mendatangi Mako Polres Tarakan untuk melaporkan hal tersebut. Terlebih lagi, pada komentar di medsos tersebut diduga bernada ancaman, yang diduga dilakukan oknum polisi.
Tidak hanya melaporkan perihal video unjuk raja yang viral di medsos itu, perwakilan mahasiswa tersebut juga menyampaikan akan melakukan aksi lanjutan di Kantor DPRD Tarakan, dengan membawa jumlah massa yang lebih banyak.
Hal ini dikarenakan, pada unjuk rasa sebelumnya yang dilakukan AMK dinilai belum menemukan titik terang, termaksud melakukan aksi terkait tindakan represif pihak keamanan, pada saat aksi demo pada 24 Februari 2022 lalu.
Menananggapi hal ini, Kanit Kam Sat Intelkam Polres Tarakan Ipda Dicky menyampaikan, apa yang menjadi laporan perwakilan dapat menyampaikan permasalahan ini dengan baik kepada pihak kepolisian.
Selain itu, Kanit Intelkam turut meminta para perwakilan AML dari kalangan mahasiswa ini, dapat menunjuk langsung siapa oknum yang memhomentari postingan bernada menyinggung, mendeskriditkan hingga dugaan pengancaman. (*/kt)
