KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie, menginstruksikan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemprov Kaltara agar membentuk Forum Komunikasi Siaga Bencana.
Ini bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana di Kaltara.Demikian disampaikan Gubernur, menyikapi kondisi cuaca ekstrim yang terjadi di wilayah Tanah Air. Di mana menurut prakiraan cuaca, musim penghujan di Kaltara bakal terjadi hingga Maret mendatang. Sehingga bisa dimungkinkan terjadinya banjir.
“Nantinya, forum itu ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur dengan melibatkan unsur pemerintah, TNI/Polri, pihak swasta dan akademisi,” jelas Irianto.Gubernur mengungkapkan, melalui Whatsapp (WA) akhir Desember 2019 lalu, dirinya bersama para gubernur lainnya telah menerima pesan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.
Isinya terkait kewaspadaan terhadap cuaca musim penghujan seperti sekarang.Kepada seluruh gubernur, kata Irianto, Mendagri menginstruksikan untuk membuka Posko Monitor Ramalan Cuaca dan menyiapkan segala sesuatu bila terjadi keadaan kontijensi. Diinformasikan juga, sesuai prakiraan BMKG hujan dengan intensitas tinggi akan berlanjut sampai dengan Februari – Maret 2020.
“Menindaklanjuti WA dari Pak Mendagri tersebut, saya telah instruksikan kepada Sekda dan seluruh jajaran terkait di lingkup Pemprov Kaltara untuk segera melakukan koordinasi. Termasuk dengan lintas sector, seperti TNI/Polri, juga dengan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika). Lakukan langkah antisipasi dan persiapan mitigasi yang diperlukan, sebagai persiapan dini jika terjadi musibah di wilayah kita,” ujar Gubernur.
Masih berdasarkan himbauan Mendagri tersebut, Gubernur mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada Bupati/Walikota dan semua pihak (Parpol, Ormas, Perusahaan/BUMN/BUMD/Swasta, dan Masyarakat) se-Kaltara, untuk waspada dan siaga bencana alam, khususnya banjir. “Tak hanya edaran, saya minta dilengkapi dengan data prakiraan cuaca dari BMKG hingga 3 bulan ke depan untuk wilayah Kaltara,” ucap Irianto.
Sebagai upaya pencegahan terjadinya banjir, selain siaga terhadap bencana, kepada masyarakat, Gubernur juga meminta agar selalu melakukan pembersihan drainase saluran air di lingkungan masing-masing. “Jika terjadi bencana banjir, saya harapkan masyarakat segera melaporkannya ke instansi berwenang, yakni call center BPBD Kaltara yang telah di-publish di sejumlah media,” ungkap Gubernur.
Irianto mengungkapkan, berdasarkan laporan, BPBD Kaltara telah melakukan pemetaan prediksi banjir di Kaltara. Selain di Tanjung Selor yang berpotensi terjadi banjir saat musim hujan, wilayah lainnya juga demikian. “Meskipun banjirnya hanya karena hujan,” sebutnya.Termasuk juga di beberapa wilayah kecamatan lainnya di perbatasan dan pedalaman provinsi termuda Indonesia ini.
Di antaranya, seperti di daerah Sembakung, Lumbis, dan Mansalong, Kabupaten Nunukan. Sejauh ini memang belum ada terlihat curah hujan yang terlalu tinggi. Artinya, kondisi cuaca masih terbilang normal. Hanya saja, kewaspadaan harus tetap ada untuk mengantisipasi sewaktu-waktu hal itu terjadi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara Muhammad Pandi mengungkapkan, kesiapan sebagai upaya antisipasi jika terjadi banjir yang sejauh ini BPBD Kaltara sudah siapkan. Peralatan yang dimiliki sudah cukup memadai. Bahkan sudah dibentuk desa tangguh bencana yang di dalamnya terdiri dari para relawan bencana.
“Di sini kita juga mengimbau kepada BPBD kabupaten/kota agar terus melakukan sosialisasi mengenai bahayan bencana, terutama bencana banjir dan tanah longsor kepada masyarakat,” serunya.Hanya saja, lanjut Pandi, perlu juga diketahui bahwa BPBD Kaltara sifatnya hanya mem-backup.
Artinya bukan yang bertindak sebagai yang utama. Karena jika sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang utama di sini adalah kabupaten/kota.Pastinya, jika terjadi bencana banjir, beberapa hal yang dilakukan oleh pihaknya di antaranya fokus melakukan patroli untuk memastikan tidak ada persoalan yang tidak tertangani, serta menyaipkan titik evakuasi.
Terpenting, kesiapsiagaan menghadapi setiap bencana oleh seluruh elemen masyarakat. Mengingat, bencana tidak hanya jadi tanggung jawab pemerintah dan aparat semata. Namun semua pihak di Kaltara turut berperan. Hal yang dapat dilakukan dengan mengurangi resiko bencana, agar tidak menimbulkan korban jiwa.(humas/YL)