KAYANTARA.COM, TARAKAN – Beban keluarga Darwis, seorang pasien positif corona atau Covid-19 yang kini masih menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Tarakan ini, begitu berat.
Bagaimana tidak, Darwis harus rela meninggalkan istri dan tujuh buah hatinya yang berdomisili di RT 12 Kelurahan Lingkas Ujung Kecamatan Tarakan Timur, tanpa seorang ayah yang selama ini menjadi tulang punggung keluarganya.
Bahkan, istri dan anaknya tidak diperbolehkan keluar rumah karena dikhawatirkan dapat menularkan virus dari China itu ke warga sekitar. Kondisi demikian semakin memperburuk kehidupan ekonominya.
Terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka tidak bisa berbuat banyak karena harus tetap berada di rumah (isolasi mandiri) selama masa pemantauan oleh petugas dinyatakan selesai.
Tak hanya itu, istri Darwis juga saat ini sedang hamil anak ke delapannya dan tinggal di rumah yang hanya berukuran kurang lebih 4 x 6 meter. Untuk diketahui, Darwis terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil swab Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Kemenkes di Surabaya beberapa waktu lalu.
Dengan kondisi memprihatinkan itu, Ketua Forum Komunikasi Ketua Rukun Tetangga (FKKRT) Kota Tarakan, H. Rusli Jabba, merasa terpanggil untuk membantu keadaan ekonomi keluarga pasien positif corona tersebut.
“Saya bersama KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) dan pengurus masjid di sekitar daerah rumah pasien, sudah melihat secara langsung kondisi keluarga saudara Darwis ini, kondisinya sangat memprihatinkan dengan beban istrinya harus menghidupi 7 anaknya dalam keadaan hamil anak kedelapan,” bebernya.
“Untuk itu, saya berharap kepada warga di sekitar terpanggil untuk membantu ekonomi keluarga pasien tersebut, seperti yang dilakukan warga RT 17 dengan cara memberikan kebutuhan pokoknya seperti beras, lauk pauk atau apa sajalah,” tambah Haji Rusli, sapaan akrabnya.
Teknisnya, anggota DPRD Tarakan dua periode ini menyarankan, penggalangan kebutuhan pokok atau sembako untuk keluarga pasien itu dilakukan dari rumah ke rumah atau secara door to door.
“Caranya kita pakai gerobak kecil taruh ember atau karung kemudian datangi rumah warga dari satu pintu ke pintu lainnya. Apakah sumbangannya itu beras atau lauk pauk terserah warga mau kasihkan apa,” ujarnya.
Ia mengumpamakan, seandainya sumbangan warga tersebut dalam bentuk beras dan mendapatkan setiap rumah sebanyak satu kilogram, maka jika 100 rumah yang didatangi akan terkumpul seberat 100 kilogram beras.
“Sekali lagi saya minta maaf, ini hanya saran saya untuk warga kita yang menurut saya sangat membutuhkan uluran tangan dari kita semua,” demikian Haji Rusli seraya mengharapkan Darwis merupakan pertama dan terakhir yang terjangkit virus corona di lingkungan RT tersebut, khususnya Kelurahan Lingkas Ujung. (*)
Reporter: Mansyur Adityo