Asprov PSSI sebut Juara Piala Soeratin Kaltara Terbentur Legalitas Klub

Hendra Radiyanto

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Sesuai aturan yang berlaku, pemenang Piala Soeratin Regional Kaltara pada November 2019 lalu berhak tampil di kejuaraan tingkat nasional yang dihelat di Malang, Jawa Timur, pekan tadi.

Namun, PS Nunukan sebagai klub yang menjuarai laga sepakbola U-17 tersebut dinilai tak memenuhi syarat hingga diwakilkan oleh tim kesebelasan Persemal Malinau atas persetujuan Asosiasi PSSI Provinsi Kaltara.

“Mereka (PS Nunukan) memang benar menjuarai laga itu, tapi terbentur legalistasnya karena tidak terdaftar sebagai anggota PSSI,” kata Ketua Asprov PSSI Kaltara, Hendra Radiyanto.

Bahkan, ungkap Hendra, keikutsertaan anak asuhan Frakasi Mahmud pada Piala Soeratin regional Kaltara sebenarnya atas nama SSB Collection, bukan PS Nunukan.

Hendra menjelaskan, berdasarkan aturan statuta PSSI, legalitas klub harus terdaftar dan memiliki surat keputusan (SK) sebagai anggota PSSI.

Setelah itu klub diwajibkan membayar iuran anggota sebesar Rp10 juta per tahun kepada Asprov PSSI Kaltara. “Uang iurannya untuk kebutuhan kompetisi dan Liga 3. Jadi tidak bayar lagi,” tuturnya.

Sejatinya, SSB Collection bisa saja mengambil haknya di tingkat nasional dengan catatan bernaung atas nama PS Nunukan.

“Persoalannya mereka punya dana atau tidak untuk mengikuti kejuaraan nasional itu. Karena laga ini tidak didanai dari APBD, sehingga kita tawarkan ke klub lain yang siap dan punya legalitas jelas,” katanya.

Sehingga muncullah Persemal Malinau sebagai perwakilan Kaltara dengan konsekuensi dana operasional sepenuhnya ditanggung pihak klub.

“Persemal di laga Piala Soeratin Malang memang benar memiliki materi pemain bukan asli Kaltara, ini karena permintaan mereka yang mematok target juara, tapi urusan biaya operasional jadi tanggungan mereka,” ungkap Hendra.

Hal demikian dilakukan guna mengangkat drajat sepakbola Kaltara. Jika tidak, maka nama Kaltara tidak termasuk salah satu peserta di kejuaraan nasional tersebut lantaran keterbatasan anggaran di tubuh Asprov PSSI Kaltara.

“Ada atau tidak ada uang harus ikut ajang nasional. Terus dananya dari siapa? Karena ada yang berminat, kita kasih ke lain dan memakai salah satu klub yang ada di Kaltara yaitu Persemal,” bebernya.

“Seharusnya kita bangga, dan bersyukur karena tidak dirugikan, justru nama daerah kita diangkat,” demikian Hendra. (*)

Reporter: Mansyur Adityo

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here