KAYANTARA.COM, SEMARANG – Olahraga bersepeda menjadi tren pada masa pandemi corona (Covid-19) ini. Peminatnya bertambah, seiring masih banyaknya tempat rekreasi dan hiburan yang belum boleh beroperasi. Warga memilih alternatif, yakni bersepeda.
Seperti dilakukan LD (24), warga Gajah Raya, Gayamsari, Semarang Timur. Namun, pengalaman traumatis menghampirinya akibat kegiatan itu. Ia menjadi korban pelecehan seksual saat sedang bersepeda.
Awalnya, LD dan rombongan pesepeda lainnya menuju kawasan Kota Lama hingga melintas ke Simpang Lima pekan lalu. Selepas itu, dia terpisah dari rombongan karena memutuskan tetap mengayuh sepedanya menuju Jalan Sriwijaya. Sementara, rombongan beristirahat di perempatan penghubung antara Jalan Pahlawan dan Jalan Sriwijaya.
“Waktu itu saya memilih jalan terus. Pas di Jalan Sriwijaya tiba-tiba ada yang sentuh pantat saya, enggak cuma menyentuh, dia benar-benar ngeremes gitu,” ungkapnya, Minggu (21/6/2020), dikutip selasar dari kompas.com.
LD sempat mengira peristiwa itu dilakukan saudara perempuannya. Tapi dia baru menyadari ternyata pelakunya adalah seorang pria yang mengendarai sepeda motor. “Saya kaget ternyata di belakang ada orang naik motor scoopy warna putih dan helm putih. Laki-laki sekitar 35 tahun pakai kaos warna kuning dan celana kolor abu-abu,” ujar LD.
Usai melancarkan aksinya, pelaku langsung tancap gas.
“Saya langsung syok, nangis. Saya telepon saudara saya buat nyamperin saya di tempat itu,” kata LD lagi. Dia mengaku peristiwa pelecehan seksual itu meninggalkan trauma mendalam. Terlebih jika harus berkendara keluar rumah sendirian.
“Kalau pas mau kerja berangkat ke kantor naik motor sendiri jadi takut, apalagi kalau liat scoopy putih masih trauma,” jelasnya.
Dia berharap polisi dapat segera menangkap pelaku pelecehan tersebut. “Saya yakin yang jadi korban pelecehan bukan cuma saya. Semoga pelakunya dihukum, dan buat korban-korban lainnya agar berani bersuara,” pungkas LD. (*)
Editor: Awan