Dinilai Pengaruhi Psikologi Anak, Pembelajaran Daring Membuat Orangtua Waswas

Ilustrasi: Niaga.Asia

KAYANTARA.COM, TANJUNG REDEB  – Anggota DPRD Berau M.Ichsan Rapi mengingatkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring mulai membuat orangtua waswas. Orangtua murid waswas  terkait lamanya penggunaan handphone maupun laptop oleh anak-anak mereka.

“Tugas yang diberikan guru sangat banyak, bahkan hampir setiap hari. Kita sebagai wakil rakyat yang menerima keluhan orangtua murid, juga merasakan hal sama karena kami juga memiliki anak usia sekolah. Yang dikhawatirkan sekarang malah kesehatan si anak. Yang setiap hari dibebani tugas dan harus lama menatap HP maupun laptop, ditakutkan dapat mengganggu kesehatan mata,” terangnya ditemui Senin (21/9/2020).

Dikatakannya, memang sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) dii tengah situasi pandemi COVID-19 menjadi solusi, tetapi disamping itu banyak juga yang harus menjadi perhatian termasuk salah satunya kesehatan si anak didik itu sendiri.

“Tugas menumpuk dari sekolah terkadang mempengaruhi psikologi anak dan orangtua. Apalagi untuk orangtua pekerja yang tidak bisa mengawasi anaknya selama 24 jam. Orangtua juga akan mulai khawatir karena si anak memegang gadget terus-terusan. Bukan karena curiga atau apa, tapi kan orangtua malah berpikir apakah anaknya benar-benar mengerjakan tugas sekolah atau justru membuka web lainnya, misalnya main game,” ujar Ichsan.

Ditambahkannya, belum lagi efek tumpukan tugas bisa saja membuat anak stress. Waktu bermain pun terpangkas karena harus menyelesaikan tugas seabrek dari sekolah. Dan kalau sudah seperti itu, orangtua lagi yang harus turun tangan membantu menyelesaikan tugas si anak.

Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Berau, Murjani juga mengakui jika dalam PJJ ini kurang efektif. Banyak kendala mulai dari ketersediaan fasilitas, jaringan internet tidak merata, serta kesibukan orangtua sehingga sulit mengawasi anaknya dalam pembelajaran online.

“Untuk itu, pihak Disdik Berau juga sudah tegas melarang tenaga pengajar atau pihak sekolah memberikan tugas dalam jumlah banyak. Dan diakuinya juga jika sistem pembelajaran tatap muka memang lebih mudah dipahami anak didik” ungkapnya. (niaga.asia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here