Yansen TP Luruskan Isu Pembangunan Malinau yang Dinilai Gagal, Ini Penjelasannya

Yansen TP

KAYANTARA.COM, MALINAU – Di hari pertama kerja, Bupati Malinau Dr.Yansen TP meluruskan isu-isu pembangunan yang telah dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau selama masa kepemimpinannya.

Menurut Yansen, bahwa perkembangan pembangunan di Malinau sejauh ini telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

“Kalau ada yang bliang gagal itu yang berpandangan naif sekali. Karena pembangunan itu tidak serta merta pembangunan fisik saja. Tetapi pembangunan itu dilihat dari sumber daya manusia (SDM) mulai dari mental dan spiritual. Dan itu sudah teruji dengan mengikuti perkembangan saat ini,” ungkapnya, Senin (7/12).

Menurutnya, sebuah pembangunan tidak dilihat dari satu tempat saja. Melainkan dari seluruh pembangunan yang ada di setiap desa bahkan di tingkat RT.

“Kalau dilihat secara presepektif itu bisa diuji. Misalnya di Desa Wisata Pulau Sapi yang menjadi juara nasional,” ungkapnya.

Pemkab Malinau selama masa kepemimpinan Yansen  telah meraih tujuh kali Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Sehingga pembangunan memiliki korelasi dengan masyarakat yang menjadi satu bagian dari indikator tersebut.

Terlebih lagi apabila dilihat dari indikator kesempatan kerja, pendapatan kerja, penurunan angka kemiskinan yang dapat dilihat dari indeks pembangunan manusia.

“Artinya bahwa di Malinau saat ini sudah memiliki kesempata kerja dan penghasilan kepada masyarakat,” tutur dia.

Yansen juga menegaskan bahwa Malinau dalam pembangunan manusia juga sudah berkembang. Salah satunya, tidak ada lagi masyarakat Malinau yang memiliki buta aksara.

“Jadi pemerintah daerah saat ini sudah bekerja dan pegawainya yang ada sudah bekerja dengan baik. Artinya akselarasi kemampuan kerja pegawai itu berjalan,” tegasnya.

Jika berbicara kemiskinan, menurut dia, sejauh ini masyarakat Malinau tidak memiliki keeresahan yang signfikan.

“Jadi jangan melihat satu atau dua orang yang memiliki pandangan sempit. Lalu dikatakan itu miskin. Bahkan, dilihat saat ini banyak  yang bisa merokok tentu dari mana membelinya. Jadi isu-isu yang beredar tidak lah benar,” tegasnya.

Termasuk juga dengan program rasda ini, kata Yansen, adanya program itu merupakan salah satu strategi agar bagaimana masyarakat bisa mendapatkan kerja dan berpenghasilan untuk menjalankan kehidupannyua.

“Jadi adanya rasda itu untuk membangun sumber daya manusia,” katanya. Apalagi Malinau memiliki lahan di sektor pertanian dan pekerjanya adalah petani.

“Makanya dengan adanya rasda itu, kita mendorong agar para petani mendapatkan pendapatannya. Nah bagaimana cara hidup dan keterampilan masyarakat agar bisa berhasil,” ungkpanya.

Diakuinya, dengan adanya program beras daerah (rasda) ini masyarakat pun mengubah cara pandangnya. Dengan mengubah pola tanamnya.

Dimana sebelumnya hanya melakukan pola tanam sekali selama satu tahun. “Sekarang ini sudah menerapkan pola tanam setahun bisa dua sampai tiga kali. Bahkan dari hasil pertaniannya yang dulunya hanya mencapai satu ton, sekarang sudah bisa mencapai 5 sampai 6 ton,” sebutnya.

Selain itu, lanjut Yansen mengatakan, dalam pertemuan dengan pejabat eselon II dan eselon III di lingkungan Pemkab Malinau untuk dapat menyelesaikan proses pembangunan tahun anggaran 2020 ini.

“Penekanan saya juga kepada para pegawai untuk dapat menyelesaikan adminsitrasi. Terlebih lagi informasi yang kita dapat di bulan Oktober pembangunan sudah mencapai 70 persen. Nah ini sudah diujung akhir tahun optimis sudah 90 persen,” terang dia.

Karena itu, Yansen berharap kepada ASN untuik dapat menuntaskan dari program kegiatan pembangunan yang ada saat ini. “Jadi harapan saya program kegiatan pembangunan yang ada baik itu fisik dapat selesai tahun ini,” pungkasnya. (eby)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here