Wagub Yansen Meminta Buku Sejarah Segera Diselesaikan

Wakil Gubernur Yansen TP dan Ketua DPRD Kaltara Noorhayati Andri saat foto bersama tokoh adat Kaltara di ruang kerja Wagub Yansen. (Foto: Diskominfo Kaltara)

KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – Sepuluh tokoh adat Kalimantan Utara (Kaltara) menemui Wakil Gubernur (Wagub) Yansen TP dan Ketua DPRD Noorhayati Andris di ruang Wagub Kantor Gubernur, Rabu (17/3/2021). Pertemuan tersebut mengenai rencana pembuatan buku sejarah Kaltara.

Wagub Yansen mengatakan, terciptanya buku ini menjadi pegangan untuk melahirkan tekad dan semangat sebagai Provinsi baru yang penuh cerita.

Menurut Yansen, kekhawatirannya terhadap orang-orang dahulu yang menjadi saksi dari perjalanan Benuanta. Ia tidak ingin ke depannya para sesepuh yang telah berjuang justru terlupakan dan tidak lagi dikenang dalam sejarah.

“Saya mau tim pembuatan buku itu terdiri dari orang tua (tokoh adat, red) kita. Orang tua yang akan menjadi sumber, anak-anak kita akan menulis. Ini namanya proses, pasti ada jatuh. Kita begini bukan untuk menampakan kelemahan, tapi kita bangga dengan sejarah,” ujar pria kelahiran Krayan Selatan ini.

Selain itu, lanjut Wagub Yansen, buku tersebut harus menjelaskan mengenai sungai di Kaltara. Baginya, sungai-sungai tersebut merupakan bagian dari masyarakat yang mendukung terbentuknya Kaltara.

“Adanya sungai di wilayah kita ini jadi filosofi masyarakat Kaltara. Ada sungai Kayan, sungai Bahau, sungai Sembakung, dan sungai yang lain, itu semua harus disebut. Kalau tidak kita sebut, artinya kita tidak mengakui masyarakat yang ada disana juga,” ungkap mantan Bupati Malinau ini.

Dia menambahkan, perjuangan yang dihadapi untuk melahirkan Benuanta telah melibatkan banyak orang. Setiap desa dan kabupaten memiliki peran penting dalam mendukung terciptanya Provinsi baru. Pihaknya tidak ingin ketika Kaltara telah tercipta sebagai Provinsi, elemen-elemen penting ini tidak lagi diperhatikan.

“Seluruh desa di Kaltara telah membuat pernyataan persetujuan lahirnya Kaltara kita. Sekarang setelah jadi Provinsi, jangan pula desa-desa tidak lagi diperhatikan. Saya telah merasakan yang seperti itu, pokoknya jangan sampai terjadi lagi,” tegas pria 61 tahun ini.

Wagub Yansen juga meminta kepada para tokoh adat beserta tim yang terbentuk untuk segera menyelesaikan kerangka buku sejarah di Kaltara. Ia berharap tepat pada 25 Oktober nanti buku yang ditunggu-tunggu sudah selesai dan siap untuk disosialisasikan kepada khalayak umum.(saq/diskominfo)

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here