Peminat Sayur Hidroponik di Tarakan Meningkat, Petani Kekurangan Meja Produksi

Kebun sayur hidroponik di Kota Tarakan yang dikelola Suryani sejak 2019 lalu kini mulai banyak diminati masyarakat.

KAYANTARA.COM, TARAKAN–Konsumsi sayur hidroponik di Kota Tarakan terus meningkat. Terutama selama pandemi Covid-19 melanda belakangan ini.

Adapun jenis sayur hidroponik yang banyak diminati warga di antaranya selada, pakcoy, bayam, kanggung dan kale.

Namun peningkatan tersebut belum ditopang ketersediaan meja produksi yang masih terbatas.

Seperti yang diutarakan Suryani (42), salah satu petani hidroponik di RT 12 Jalan Pangeran Aji Iskandar Kelurahan Juata Permai, Tarakan Utara, kepada Kayantara.com, Minggu (21/3/2021).

“Karena keterbatasan meja produksi, hasil panen kami pun masih terbatas. Jadinya hanya bisa panen sebulan dua kali. Sementara permintaan pasar harus dipenuhi seminggu sekali, atau sebulan empat kali,” ungkap Suryani seraya mengatakan kondisi tersebut berdampak pada pendapatannya.

“Saat ini hanya mampu panen dua kali setiap bulannya atau lima belas hari sekali, karena lama menunggu hasil panen berikutnya, pendapatan hasil panen pertama akhirnya kami gunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan pembelian stok bibit serta nutrisi untuk sayuran saja,” tambah dia.

Untuk memenuhi tingginya permintaan pasar, sebut Suryani, seharusnya ada meja produksi baru setidaknya hingga 10 meja lagi. “Saat ini baru ada delapan meja produksi , yaitu satu meja pembibitan, dua meja peremajaan, dan tiga meja pembesaran,” ujarnya.

Suryani mengatakan kebun hidroponik yang ia tekuni dimulai sejak 2019 lalu. Kala itu, Suryani hanya memiliki dua meja, kemudian berkembang menjadi delapan meja. “Bertambah jadi delapan meja dari hasil penjualan sayur ini,” katanya.

Untuk modal satu meja sederhana dengan rangka kayu, bahan pipa, mesin hingga atap UV khusus pertanian menghabiskan lebih Rp2 juta.

Namun apabila menggunakan rangka besi, kata Suryani, modal yang harus dikeluarkan lebih besar. Yakni sekitar Rp4 juta.

Karena belum mampu mengeluarkan  modal untuk membuat meja produksi baru, Suryani kini bertahan dengan delapan meja saja.

“Alhamdulliah hasil penjualan sayur setiap bulannya bisa mencapai Rp2 juta. Kalau hasil panen setiap bulannya 200 ikat, sedangkan kebutuhan bisa mencapai 400-500 ikat, ya bisa untuk menambah kebutuhan dapur,” bebernya.

Suryani bercita-cita menambah meja produksi agar bisa mendapatkan penghasilan lebih untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya dan lain-lainnya.

“Terutama saat pandemi Covid -19 sekarang ini, praktis pekerjaan suami juga berkurang dan kini lebih banyak membantu mengelola kebun,” keluhnya seraya mengatakan bercita-cita membuka kios hidroponik pertama dan satu-satunya di Kaltara.

Suryani mengharapkan bantuan modal dari pemerintah melalui dinas terkait. Menurutnya, hadirnya sayuran hidroponik yang sehat dikonsumsi masyarakat turut serta menjaga ketahanan pangan di Kota Tarakan khususnya Provinsi Kaltara. (*/ky1)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here