Pembiayaan Kredit di Kaltara Meningkat jadi Rp13,62 Triliun

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Intermediasi perbankan di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) cukup tinggi yang dicerminakan dari rasio kredit dibandingkan dengan pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) atau Loan to Deposit Ratio (LDR).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltara, Tedy Arif Budiman mengatakan secara lokasi proyek di Kaltara yang pada Maret 2022 tercatat sebesar 91,40%. Hal ini didukung oleh pertumbuhan positif pada pengumpulan DPK maupun penyaluran kredit di wilayah Kaltara.

[KK1] 

Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) di Provinsi Kaltara pada bulan Maret 2022, ungkap dia, kembali melanjutkan tren pertumbuhan positif yakni sebesar 13,21% atau Rp14,91 triliun.

“Kondisi ini sejalan dengan berlanjutnya tren pemulihan ekonomi masyarakat Kaltara pada bulan Maret 2022 di tengah risiko kenaikan kasus Covid-19,” ujarnya melalui keterangan persnya.

Peningkatan ini terutama terjadi pada keseluruhan jenis simpanan baik tabungan, deposito, maupun giro dengan rincian sebagai berikut:

  1. Tabungan dengan pangsa tertinggi sebesar 52,6% dari total DPK, tumbuh positif sebesar 13,20%, yaitu dari Rp6,84 triliun pada Maret 2021, menjadi Rp7,85 triliun pada Maret 2022.
  2. Deposito dengan pangsa 26,8% mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,57%, yaitu dari Rp3,78 triliun pada Maret 2021 menjadi Rp3,98 triliun pada Maret 2022. Capaian ini melanjutkan tren positif pertumbuhan dua digit sepanjang tahun 2022 ini.
  3. yang memiliki pangsa 20,6% mengalami pertumbuhan sebesar 20,56%, yaitu dari Rp2,55 triliun menjadi Rp3,07 triliun. [AS2] Adapun giro pemerintah tumbuh 18,14%  diperkirakan berasal dari meningkatnya realisasi transfer dana bagi hasil yang diterima oleh Pemerintah Daerah.

Sementara posisi kredit atau pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan di Kaltara pada Maret 2022 tercatat tumbuh positif 25,13%.

Yaitu  dari Rp10,89 triliun pada Maret 2021 menjadi Rp13,62 triliun pada Maret 2022.

“Pertumbuhan kredit yang tinggi ini didukung dengan kualitas kredit yang terjaga dengan NPL Gross di level 0,95%, lebih rendah daripada ambang batas aman yaitu 5%,” sebutnya.

Kredit yang disalurkan pada Maret 2022 tersebut terutama disalurkan untuk kredit konsumsi dengan pangsa mencapai 36,94% dari total kredit yang disalurkan di Kaltara dan mengalami pertumbuhan 6,52%.

Secara sektoral pada Maret 2022, Lapangan Usaha (LU) Pertanian dan Kehutanan (pangsa 28,67%) menjadi LU dengan pertumbuhan mencapai sebesar 117,19%, terutama didukung oleh kinerja sub sektor perkebunan yang sedang menikmati tren kenaikan harga komoditas CPO.

Selain itu, LU Perdagangan dengan posisi kredit terbesar kedua (pangsa 19,55%) kembali melanjutkan pertumbuhan positif sebesar 14,43%.

“Sektor tersebut mencatatkan performa yang baik di tengah pelonggaran-pelonggaran mobilitas masyarakat di Kaltara sejak awal tahun 2022, sejalan akselerasi vaksinasi dan kemajuan penanganan Covid-19 di Kaltara,” ” katanya.

Selanjutnya, LU Transportasi, Gudang, dan Komunikasi (pangsa 1,66%) mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 147,4%.


Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit konsumsi dengan pangsa terbesar (36,94%) mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,52% atau senilai dengan Rp5,03 triliun pada Maret 2022. Perbaikan kredit konsumsi juga sejalan dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia yang masih menunjukkan area optimis.

Kondisi ini juga didukung utamanya oleh berlanjutnya kebijakan dari Pemerintah dan  Bank Indonesia dalam bentuk insentif dan stimulus hingga awal tahun 2022.

Kebijakan tersebut antara lain pelonggaran uang muka (down payment/DP) kredit/pembiayaan kendaraan bermotor dan rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) kredit atau pembiayaan properti serta perpanjangan pemberian insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk mobil baru yang diperpanjang hingga September 2022.

Kredit investasi dengan pangsa 32,30% juga kembali mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 85,91% atau senilai 4,40 triliun.

Tingginya pertumbuhan pada kredit invetasi di dorong oleh peningkatan kredit investasi pada lapangan usaha pertanian sub sektor perkebunan. Hal ini sejalan dengan harga komoditas global terutama untuk komoditas kelapa sawit yang terus menunjukkan tren peningkatan harga hingga awal tahun 2022. Selanjutnya kredit modal kerja dengan pangsa sebesar 30,77% mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,39%  atau senilai dengan Rp4,19 triliun. (kyt)


Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here