KAYANTARA.COM, TARAKAN – Penemuan mayat pada Minggu malam menghebohkan jagat sosial. Pasalnya, leher korban terlilit tali dan terikat di pohon Bakau lalu jenazahnya mengapung di sungai Jalan Hasanuddin sekira pukul 9 malam ditemukan.
Video terkait penemuan mayat ini pun viral di sosial media menjadi perbincangan hangat. Pertanyaan sekitar siapa dan kenapa pun muncul dari netizen.
Mengetahui adanya penemuan mayat ini, pihak kepolisian langsung mengevakuasi korban dan dibawa di RSUD.
Kasat Reskrim Polres Tarakan, AKP Randhya Sakthika Putra mengatakan korban dievakuasi ke rumah sakit dan dilakukan visum dengan ahli forensik. Dugaan sementara korban sudah meninggal dunia 4 hari lalu.
“Berdasarkan hasil dan forensik didapati bahwa bahwa korban diduga bunuh diri,” sebutnya, Senin (29/1).
Dugaan bunuh diri diperkuat dari tali tersebut mengikat di dahan pohon dengan simpul mati, sementara di leher korban terdapat simpul hidup. Dari hasil penyelidikan, korban berinisial R (55) yang bekerja sebagai pengambau dan penambang pasir.
Polisi telah meminta keterangan terhadap keluarga korban. Hasil pemeriksaan, korban diduga depresi lantaran telah berpisah ranjang dengan istrinya selama 10 tahun.
“Istrinya meminta cerai namun anak-anaknya tidak mau mereka berpisah. Lalu korban tinggal bersama anaknya, tapi anaknya bilang kalau korban tinggal disitu akan jadi beban,” ungkap Randhya.
Korban dulunya tinggal di Jalan Sakura, Kelurahan Karang Anyar bersama anaknya. Namun, setelah dianggap membebani anaknya, korban mendirikan pondok di sebelah rumah anaknya.
14 Januari 2024 kepolisian setempat sempat mendapatkan laporan kehilangan R. Namun, informasi keberadaan R belum terlihat sampai ia ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Minggu malam. Jenazah R dipulangkan ke kampung halaman di Jawa Timur. (*)
Sumber: Kaltarastories.com