Pembeli Kayu di Tarakan Masih Sepi, Perbulan Cuma Ada Belasan dari 60 Orang Sebelumnya

Penjualan kayu selama wabah corona belum berakhir masih mengalami penurunan jumlah pembeli meski harganya juga turun. (Foto: Muhammad Yusuf)

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Kendati dalam fase adaptasi baru di tengah pandemi Covid-19, roda perekonomian Tarakan khususnya bagi pedagang kayu belum juga berangsur normal seperti kondisi sebelumnya.

Sejumlah pedagang mengaku dalam beberapa pekan terakhir jumlah pembeli kayu dari semua jenis terjadi penurunan yang cukup drastis.

Jika sebelumnya pembeli kayu berada di angka 60-70 orang, kini hanya diantara 15 sampai 30 pembeli. “Karena dampak corona membuat daya beli masyarakat menurun, mungkin disebabkan perputaran ekonomi yang belum stabil,” kata Hendra, salah seorang pedagang kayu di Jalan Kusuma Bangsa kepada media ini.

Padahal, sebut dia, harga kayu dari semua jenis selama pandemi terjadi penurunan mulai dari Rp5 hingga 9 ribu perbatang. Misalnya untuk kayu meranti dan bengkirai ukuran 5×5 meter saat ini djual seharga Rp35 ribu.

Sedangkan papan meranti Rp60 ribu, dan balok bengkirai Rp200 ribu per batang. “Kalau stok kayu di Tarakan banyak saja, tapi pembelinya yang sepi,” ucapnya.

Hal serupa juga dikatakan Arji salah seorang pedagang kayu merah dan bakau di Jembatan Bongkok Kelurahan Karang Anyar Pantai.

“Kalau kayu bakau harganya turun Rp9 ribu per batang untuk ukuran 5×5 meter dan Rp20 ribu untuk kayu merah.  Tapi yang beli sekarang sepi, tidak seperti dulu sebelum corona,” ungkapnya. (cup/sur)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here