KAYANTARA.COM, TARAKAN – Empat dari 11 eks peserta jamaah tablig Itjima di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan asal Tarakan dipulangkan hari ini, Minggu (12/4).
“Empat jamaah tablig akbar yang selama ini menjalani pemeriksaan di rumah sakit Kota Tarakan (RSUKT), berdasarkan pemeriksaan swab laboratorium hasilnya negatif,” kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan, dr Devy Ika Indriarti, dalam press release harian melalui video konferensi, Minggu (12/4).
Dengan demikian, jamaah tersebut akan dipulangkan dan melanjutkan isolasi mandiri di rumah mulai hari ini.
Adapun perkembangan kasus Covid-19 Tarakan hingga pukul 11.00 Wita pagi ini, jumlah orang dalam pemantauan (ODP), Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan mencatat sebanyak 165 orang.
Namun yang masuk dalam pemantauan oleh Puskesmas sesuai tempat tinggal ODP berjumlah 82 orang. “Karena ada 83 ODP yang sudah selesai menjalani pemantauan dan dinyatakan sehat, dan mendapatkan surat keterangan sehat dari Puskesmas,” sebutnya.
Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 7 orang yang saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Tarakan.
Sedangkan orang tanpa gejala (OTG) berjumlah 153 orang, 122 diantaranya masih dalam pemantauan, dan 31 telah selesai. “OTG adalah orang yang tidak bergejala namun memiliki kontak erat dengan kasus terkonfirmasi positif,” jelasnya.
Dan masyarakat yang melaporkan ke hotline Covid-19 Dinkes Tarakan usai melakukan perjalanan dari daerah terjangkit tanpa gejala berjumlah 641 orang.
“Kami mohon kepada masyarakat Tarakan untuk tidak memberikan stigma negatif baik kepada orang maupun keluarga ODP, PDP, dan OTG. Bantulah mereka sebisa kita. Mereka sangat membutuhkan dukungan semua pihak dalam menjalani proses isolasi di rumah,” imbau Devy.
Dia juga mengimbau agar mereka yang berstatus ODP, PDP dan OTG untuk tidak dikucilkan, apalagi sampai diusir dari rumah kontrakannya. “Tapi mohon dibantu dalam pelaksanaan pengawasan mereka tinggal di rumah. Jauhi penyakitnya, jauhi virusnya tapi bukan orangnya,” katanya.
Selain itu, masyarakat diminta untuk tidak percaya berita dan jangan meneruskan berita ke grup media sosial lainnya, jika berita tersebut tidak berasal dari sumber yang jelas atau dapat dipertanggungjawabkan.
Kunjungi Tarakan, Panglima Koarmada II Kroscek Kesiapan Prajurit dan Fasilitas Pangkalan
“Telusuri dulu berita tersebut dari mana sumbernya. Segala bentuk imbauan yang keluar dari pemerintah pusat atau gugus tugas terdapat logo maupun identitas pemberi imbauan,” tuturnya.
“Kami juga mengimbau untuk tidak melakukan tindakan yang bersifat provokatif di medsos, baik berupa tulisan komentar maupun video yang sumbernya tidak jelas yang tidak dapat dipertanggungjawabkan yang menimbulkan keresahan dan rasa tidak percaya terhadap kinerja gugus tugas dan Dinkes Tarakan,” demikian Devy. (*)
Reporter: Mansyur Adityo