Tepis Stigma Negatif Masyarakat, Muhammadiyah Bakal Bangun 8 Ponpes di Bengawan

Bertekad Jadikan Tarakan sebagai Kota Santri di Kaltara

H Syamsi Sarman

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Keberadaan Pondok Pesantren (Ponpes) yang dibangun di Bengawan Kelurahan Juata Kerikil Kecamatan Tarakan Utara meninggalkan stigma negatif bagi warga.

Pasalnya, ponpes yang didirikan Muhammadiyah ini berada di wilayah lokalisasi. Meski begitu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kaltara, H. Syamsi Sarman menegaskan bukan menjadi persoalan serius.

Bahkan dia menilai keberadaan ponpes di Bengawan dapat memicu perekonomian masyarakat setempat khususnya Tarakan Utara.

“Stigma negatif memang sudah sangat santer kita dengar saat pertama kali kita masuk di wilayah yang identik dengan lokalisasi ini. Tapi kita tidak peduli soal itu,” tegasnya kepada wartawan, Selasa (26/8/2020).

Alasan Muhammadiyah membangun ponpes di Bengawan karena lokasinya yang dianggap strategis lantaran jauh dari perkotaan. “Dimana-mana pesantren itu rata-rata berada di luar kota. Karena kita membutuhkan suasana pembelajaran yang kondusif bagi para santri. Kalau di kota banyak gangguan,” jelas Ketua Pelaksana Baznas Tarakan ini.

Mengenai stigma negatif warga terkait keberadaan Ponpes di area lokalisasi itu, dikatakan Syamsi, pihaknya akan berupaya menepis hal tersebut. Salah satunya adalah dengan menambah Ponpes sebanyak-banyaknya di tempat yang sama.

“Saya kira suatu saat nanti ada 8 pesantren yang akan berdiri di sini (Bengawan), makanya saya yakin kedepannya Bengawan ini tidak akan dikenal dengan daerah negatif lagi,” ujarnya.

“Sebaliknya akan dikenal menjadi komplek pesantren di Kota Tarakan, InsyaAllah. Artinya kita jadikan Tarakan ini kota santri di Kaltara seperti yang dimiliki Balikpapan,” tambahnya.

Jika rencana itu terwujud, dirinya juga meyakini keberadaan Ponpes di Bengawan akan semakin memicu pertumbuhan ekonomi warga.

“Salah satunya nanti pasti akan berdiri toko kebutuhan pokok buat para santri. Bahkan akan berdirinya penginapan di daerah sekitarnya buat orangtua santri yang berasal dari luar Tarakan seperti yang ada di Jawa,” demikian Syamsi. (pri/sur)

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here