Hasan Basri sebut Produk UMKM Masih Banyak Terkendala Permasalahan Packing

Hasan Basri

KAYANTARA.COM, JAKARTA – Dalam rapat kerja (raker) pimpinan Komite II DPD RI bersama Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, secara virtual, Senin (14/9/2020), memunculkan berbagai tanggapan dan pertanyaan.

Salah satunya tanggapan dan pertanyaan yang dilontarkan Wakil Ketua Komite II DPD RI, Hasan Basri. Senator asal Kaltara ini mempertanyakan apakah di dalam rencana kerja kawasan industri 2020-2024 termasuk juga Kawasan Ekonomi Khusus?

Pasalnya, produk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) masih banyak terkendala di permasalahan packing.

“Sehingga Kemenperin (Kementerian Perindustrian) diharapkan dapat memberikan solusi atas permasalahan ini,” ujarnya.

Kawasan Industri Maloy merupakan Kawasan Ekonomi Khusus namun sampai sekarang KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) ini belum beroperasi dengan maksimal karena terkendala akses jalan.

“Diharapkan Kemenperin dapat membantu agar Kawasan Industri Maloy ini dapat beroperasi dengan baik,” cetusnya. Kemudian bagaimana langkah Kementerian Perindustrian untuk meminimalisir risiko terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada industri padat karya selama masa pandemi COVID-19 ini?

Mengingat kondisi di daerah-daerah dimana masa pandemi ini menyebabkan banyak PHK. Dengan adanya pandemi ini, UMKM masih kesulitan dalam hal melakukan pengemasan.

“Jika memang Kemenperin dalam hal ini memiliki program bantuan alat kemasan, Komite II dapat mengakomodir bantuan untuk alat kemasan untuk UMKM,” tutur Hasan Basri.

Bagaimana kondisi terakhir industri di Mandor dan Ketapang? Bagaimana pengelolaan sampah ke depan menurut pandangan Kemenperin?

Hasil pengrajin-pengrajin rotan di Lombok mengalami kesulitan bahan baku yang dibuat di Surabaya. Bagaimana alat industri untuk pemotong rotan dapat diadakan di NTB? NTB kekurangan alat industri.

Pengaturan alih fungsi lahan diharapkan tidak mengganggu lahan-lahan produktif di daerah-daerah akibat pembangunan kawasan industri. “Bagaimana upaya Kemenperin untuk mendukung timah yang masih berupa balok menjadi barang jadi? Sejauh mana realisasi pembangunan kawasan industri Sadai,” demikian Hasan Basri. (mediaHB/sur)

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here